GridHEALTH.id - Masturbasi biasa dilakukan pria sebagai alternatif yang paling aman untuk mendapat kepuasan seksual.
Bahkan menurut penjelasan di Mayo Clinic (12/11/2020), masturbasi pria tidak akan banyak berpengaruh pada kesuburannya.
Akan tetapi masturbasi tentunya harus dilakukan dengan cara yang aman tidak berisiko.
Sebab alat kelamin seorang pria di nepal dilaporkan membusuk akibat melakukan masturbasi yang tidak aman.
Dimana pria tersebut diketahui melakukan masturbasi dengan memasukan alat kelaminnya ke dalam botol plasitk.
Alhasil alat kemainnya itu pun terjepit di botol plastik.
Baca Juga: Perempuan Lebih Mudah Mengantuk Usai Bercinta, Pria Lebih Banyak Melakukan Masturbasi
Dilansir Kompas.com dari Daily Mail (29/9/2021), pria yang tidak disebutkan identitasnya itu menggunakan leher botol yang diikatkan ke penisnya demi kepuasan seksual.
Ketika dia memutuskan memeriksakan diri dua bulan kemudian, dokter harus menggunakan pemotong kabel untuk membebaskan kelaminnya.
Tim dari Institut Sains Kesehatan Koirala mengatakan, penis pria itu membengkak karena kekurangan darah, dan terancam mengalami efek jangka panjang.
Tetapi pria 45 tahun tersebut disebut tidak mengaku mengapa kelaminnya sampai membengkak.
Dalam tulisan di jurnal International Journal of Surgery Case Reports, tim dokter menduga pasien malu sehingga tidak segera memeriksakan diri.
"Padahal, rasa malu itu adalah akar penyebab keterlambatan konsultasi bedah, membuat mereka terancam menderita komplikasi," ujar tim medis tersebut dilansir Daily Mail.
Dokter menerangkan, strangulasi penis kerap ditemukan di pasien dengan gangguan jiwa atau demi meningkatkan kepuasan seksual mereka.
Baca Juga: 6 Teknik Menunda Ejakulasi Bagi Pria yang Mengalami Ejakulasi DIni
Pria itu dikabarkan tidak berani menceritakan perbuatannya kepada keluarganya selama dua bulan.
Selain itu, laki-laki tersebut juga dilaporkan menderita depresi akut, bahkan sebelumnya pernah mencoba bunuh diri.
Tim medis di Nepal awalnya gagal untuk mencabut leher botol plastik itu dengan peralatan yang biasa mereka gunakan.
Karena itu, mereka memutuskan memakai alat pemotong kabel.
Setelah penisnya "terbebas", pria itu disebut tidak lagi memeriksakan diri.
Dunia medis mengetahui kasus pertama strangulasi alat kelamin pada 1755 silam.
Sejak saat itu, mereka sudah menemukan puluhan kasus.
Mereka yang memakai metode itu menggunakan bermacam-macam medium.
Selain botol plastik, ada juga kasus yang menggunakan cincin, selotip, dan gantungan kunci.(*)
Baca Juga: 6 Alasan Mengapa Wanita Butuh Masturbasi, Bisa Perbaiki Mood
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,Mayoclinic.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar