Analisis data menemukan 7,3 % dari kelompok yang menerima Molnupiravir kemudian dirawat di rumah sakit, dan tak satu pun meninggal setelah 29 hari setelah pemberian obat.
Angka itu hanya separuh dari tingkat rawat inap kelompok pasien yang diberi plasebo, yaitu 14,1 %.
Tercatat juga ada delapan kematian dari kelompok itu. "(Temuan) ini akan mengubah perbincangan tentang cara menangani Covid-19," kata bos Merck, Robert Davis.
Sementara, para ahli menyebut hasil uji klinis itu sebagai terobosan dalam menangani infeksi virus corona.
"Obat oral antivirus yang mampu mempengaruhi risiko rawat inap sebesar itu akan menjadi game changer," kata Amesh Adalja, akademisi senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.(*)
Baca Juga: Obat Baru Molnupiravir Dikabarkan Bisa Sembuhkan Covid-19, Benarkah?
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Tribunnews.com,Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar