GridHEALTH.id - Mahaiswa di Banten yang dibanting Polisi ke aspal kembali masuk rumah sakit.
Muhamad Fariz Amrullah (21) yang telah menerima permintaan maaf Polisi dan oknum Polisi yang membantingnya, tapi proses hukum tetap ditegakkan, dikabarkan masuk rumah sakit kembali dengan keluhan yang serius.
Paska kejadian pembantingan dirinya ke aspal saat melakukan aksi demonstrasi, Muhamad Fariz Amrullah (21), oleh Polisi memang telah dibawa ke rumah Rumah Sakit Harapan Mulia untuk dilakukan pemeriksaan.
"Korban dibawa ke Rumah Sakit Harapan Mulia dan langsung bertemu dengan dokter yang bertanggungjawab menangani pasien dan sudah dilakukan pengecekan dan sudah dirontgen toraks," kata Kapolresta Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro dalam jumpa pers di kantornya, Rabu, (13/10/2021), dikutip dari Detik.com (13/10/2021).
Hasilnya secara klinis baik-baik saja, dan kemarin seharusnya ada informasi lanjutkan hasil pemeriksaan medis terhadap korban.
Baca Juga: 2 Pakar Kesehatan Soroti dan Tegur Tegas Kaburnya Selebgram dari Tempat Karantina Covid-19
Di hari yang sama dengan kejadian pembantingan yang dialaminya (13/10/2021), Fariz pun dalam pengakuannya yang tersebar di sosial media sosial mengatakan dirinya sehat-sehat saja dan baik-baik saja.
"Saya Faris dari Himata Banten. Saya nggak ayan, saya juga nggak mati, saya masih hidup," ujar Faris dalam rekaman video yang banyak tersebar di sosial media, yang sepertinya di rekam oleh anggota Polisi.
Selain itu, Faris memberikan klarifikasi lewat video di media center Polresta Tangerang. Dia didampingi Wakapolres Tangerang AKBP Leonard Sinambela.
"Saya masih hidup, dalam keadaan biasa-biasa saja, walaupun agak sedikit pegal-pegal," lanjut Faris.
Belum juga ada informasoi lanjutkan mengenai kondisi medis Fariz, tetiba saja hari ini (15/10/2021) ada kabar, "Fariz dirawat di RS Ciputra Citra Raya, Kamis 15 Oktober 2021 sekitar pukul 20.00 WIB diantar langsung sama bapak Kapolres dan Bupati A Zaki," ucap Rifky Firmansyah Ketua Umum Forum HIMATA, dilasnir dari SeputarTangsel.Com (15/10?2021).
Berita Fariz kembali masuk rumah skait pun diketahui dari akun twitter @AksiLangsung, yang menggunggah foto Fariz terbaring lemah di kasur pemeriksaan dengan tangan tertancap selang dan jarum, dan Fariz dalam keadaan terpejam sambil memegangi belakang pundak kirinya oleh tangan kanannya.
Baca Juga: Supaya Ibu Hamil dan Menyusui Bisa Divaksin Covid-19, Hal Ini Penting Diperhatikan
Baca Juga: Perkembangan Janin Minggu ke-32 dan Kondisi Ibu di Usia Kehamilan Ini
Pada narasinya disebutkan "Dapat kabar kalo kawan mahasiswa yang di smack-down kemarin sama Polisi, sekarang dirawat di RS. Terimakasih atas tindakan #PolisiTegasHumanis anda sangat presisi membanting orang!," cuitnya.
Rifky mengatakan, Fariz mengeluh sakit pada bagian kepala, pundak dan punggung, Kamis pagi. Kedua orang tua Fariz pun sudah mengetahui jika anaknya mengeluh sakit usai menjalani perawatan perdana di RS Harapan Mulya, Tigaraksa, Tangerang, Rabu 13 Oktober 2021.
"Faris mengeluh ke saya kalau tidak bisa menoleh sehari usai insiden tersebut berlangsung. Dia sekarang bed rest dan Jumat pagi dijadwalkan medical check Up," tambahnya.
Rizky mengatakan, rencana pembacaan hasil rontgen Fariz oleh RS Harapan Mulya yang dijadwalkan Kamis 14 Oktober 2021 pun tidak dijelaskan secara detail dan sepertinya batal terlaksana.
Mengenai apa yang dihadapi oleh Fariz saat ini sudah diingatkan cuitan di Twitter, yang ditulis dan diunggah oleh dr. Eva Diana Chaniago, @_sridiana_3va, "Faris baiknya tidak buru-buru merasa lega dan baik-baik saja.
"Jangan lega dulu,pastikan MRI dulu..dibanting sekeras gitu,di aspal keras, sampai kejang-kejang gitu.
Baca Juga: Megan Fox Ngaku Alami Gangguan Mental Body Dysmorphia, Apa Itu?
"Kalau dalam ilmu bela diri yg saya pelajari,bantingan itu mmg tujuannya mematahkan tulang punggung lawan."
Smg kamu sehat2 saja Bang,jika tidak..makin byk rakyat yg benci aparat," cuitnya dr Eva di Twitter (13/10/2021).(*)
Baca Juga: Healthy Move, Olahraga Rutin Mengurangi Risiko Demensia Pada Lansia
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar