GridHEALTH.id. Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia dan gangguan terkait.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa mereka yang menyandang diabetes tipe 2 berusia 50 tahun, hingga 65% lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit Alzheimer dibandingkan dengan kadar gula darah normal.
Sekitar setengah dari mereka dengan diabetes tipe 2 akan terus mengembangkan Alzheimer dalam hidup mereka. Penyakit ini sekarang disebut sebagai diabetes tipe 3.
Alzheimer adalah penyakit progresif dan degeneratif pada otak. Namun, jika menyandang diabetes, kita mungkin berisiko tinggi terkena penyakit Alzheimer.
Ini karena Alzhiemer mewakili bentuk diabetes yang secara selektif melibatkan otak dengan fitur biokimia dan molekuler yang tumpang tindih dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Dokter Sanjay Kalra, Konsultan Federasi Masyarakat Endokrin Asia menjelaskan bagaimana diabetes menempatkan kita pada risiko penyakit Alzheimer.
"Pada orang dengan Alzheimer, gumpalan protein yang disebut plak beta-amyloid terbentuk di antara sel-sel otak, menghalangi komunikasi.
Baca Juga: Mengenal Diabetes Sekunder, Diabetes Tipe 3C yang Muncul Akibat Kerusakan Pankreas
Baca Juga: Mengenal Gejala Norovirus, Infeksi Virus Sebabkan Gangguan Pencernaan
Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan diabetes tipe 2 memiliki deposit beta-amiloid di pankreas yang serupa yang terdapat pada otak penyandang alzheimer.
Resistensi insulin dapat menghilangkan sel-sel otak dari glukosa yang dibutuhkan untuk berfungsi, menyebabkan kerusakan.
Resistensi insulin di otak ini telah diberi nama diabetes tipe 3. Mengacu pada AD sebagai T3DM dibenarkan karena kelainan molekuler dan biokimia mendasar tumpang tindih dengan T1DM dan T2DM daripada meniru efek salah satunya," ungkap dokter Sanjay.
Pada mereka yang berada di tahap awal diabetes tipe 3, atau berisiko, tes laboratorium dapat menunjukkan peningkatan kadar gula darah.
Mereka juga cenderung memiliki salah satu tanda peringatan penyakit Alzheimer seperti pelupa.
Beberapa gejala lain dari penyakit ini termasuk kehilangan ingatan yang mengganggu kehidupan sehari-hari, tantangan dalam memecahkan masalah, kebingungan dalam waktu dan tempat, masalah dengan berbicara atau menulis, penilaian yang buruk, penarikan diri dari kehidupan sosial, dan perubahan suasana hati.
Lebih lanjut, dokter Kalra mengatakan, ada dua strategi utama yang diikuti dalam pengobatan dan manajemen Alzheimer, strategi non-obat dan obat resep.
Baca Juga: Konsumsi Suplemen Vitamin C Harus Tepat Agar Tak Mengganggu Lambung
Baca Juga: Waspada Bahaya Kanker Kepala dan Leher Akibat Merokok dan Malnutrisi, Dapat Merubah Bentuk Wajah
"Sangat penting untuk menyesuaikan obat untuk pasien lanjut usia dengan hati-hati. Pilihan obat, berapa lama harus dilanjutkan, dll harus diputuskan berdasarkan gejala dan keadaan individu.
Ini menjadi semakin penting bagi mereka yang hidup dengan diabetes tipe 2. Pil tidur untuk orang dewasa yang lebih tua dengan demensia juga sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan inkontinensia, jatuh, dan peningkatan agitasi, selain dari efek samping serius lainnya."
Baca Juga: Suka Menjepit Rambut Agar Tidak Berantakan? Lakukan 3 Hal Ini Agar Rambut Tetap Sehat
Baca Juga: Healthy Move, 3 Jenis Latihan Untuk Mempertahankan Kesehatan Jantung
Untuk mencegah diabetes tipe 3, penting disadari sejak muda untuk meningkatkan kesadaran tetap aktif dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang menjaga pikiran dan tubuh tetap tajam, serta menghindari kemungkinan faktor risiko dengan melakukan perubahan gaya hidup yang diperlukan. (*)
Source | : | Asia News |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar