Sementara itu, Christian Happi, direktur Pusat Genomik Penyakit Menular di Redeemer`s University Nigeria, mengatakan pihak berwenang terbiasa membatasi wabah. Bahkan tanpa vaksin dan memuji jaringan luas petugas kesehatan masyarakat.
"Ini tidak selalu tentang berapa banyak uang yang Anda miliki atau seberapa canggih rumah sakit Anda," katanya.
Lebih lanjut, Devi Sridhar, ketua kesehatan masyarakat global di University of Edinburgh di Inggris mengatakan para pemimpin Afrika belum mendapatkan penghargaan yang pantas mereka dapatkan karena bertindak cepat.
Ia mengutip contoh Mali yang menutup perbatasannya bahkan sebelum Covid-19 tiba.
"Saya pikir ada pendekatan budaya yang berbeda di Afrika, di mana negara-negara ini menghadapi Covid dengan rasa rendah hati karena mereka pernah mengalami hal-hal seperti Ebola, polio, dan malaria," puji Sridhar.
Dalam beberapa bulan terakhir, virus corona telah menghantam Afrika Selatan dan diperkirakan telah menewaskan lebih dari 89.000 orang di sana. Sementara data WHO menyebutkan bahwa kematian di Afrika hanya 3% dari total angka dunia.
Baca Juga: Diabetes Tipe 2, Lebih Dari Satu Jenis Diet Dapat Membantu Pengelolaan Kadar Gula Darah
Baca Juga: Degenerasi Makula Terkait Usia, Pentingnya Deteksi Dini dan Pengobatan di Masa Pandemi Covid-19
Baca Juga: Healthy Move, 7 Manfaat Latihan Sepeda Statis Tak Cuma Membakar Kalori
Sebagai perbandingan, kematian di Amerika dan Eropa mencapai 46% dan 29%. Padahal di dua belahan dunia tersebut, pemberian vaksin Covid-19 dan pembagian masker kepada warga sangat gencar dilaksanakan.(*)
Source | : | ABC News |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar