GridHEALTH.id - Lonjakan kasus Covid-19 di dunia saat ini memang tak separah awal pandemi.
Meski demikian kasus Covid-19 masih menunjukan penambahan setiap harinya.
Bahkan kasus Covid-19 di eropa dalam beberapa waktu terakhir membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) "sangat cemas".
Hal ini tak terlepas dari melonjaknya kasus dan kematian Covid-19 menjelang musim dingin.
Dilansir dari laman Yahoo News (20/11/2021), Dr Hans Kluge, direktur regional WHO, memperingatkan bahwa setidaknya ada 500 juta lebih banyak orang diperikirakan meninggal akibat virus corona pada Maret tahun depan.
Tragedi ini bisa terjadi jika negara-negara Eropa tetap melanjutkan "bisnis seperti biasa" dan tidak melakukan pencegahan sedini mungkin.
Dr Kluge mengatakan, faktor musim dingin ditambah dengan dominasi varian Delta yang lebih menular, telah meningkatkan tingkat ancaman akan pandemi di Benua Biru.
Apalagi ditambah fakta bahwa terlalu banyak orang yang rentan terhadap virus karena tidak divaksinasi atau kehilangan perlindungan sebagai akibat dari lamanya waktu vaksinasi sejak suntikan vaksin terakhir mereka.
Baca Juga: Penyesalan Penolak Vaksinasi Usai Alami Henti Jantung Karena Covid-19
Dr Kluge mengatakan, virus itu rata-rata membunuh satu orang setiap 15-20 menit di wilayah Eropa, yang mencakup seluruh benua dan mencakup beberapa negara Asia Tengah seperti Uzbekistan dan Turkmenistan.
“Covid-19 sekali lagi menjadi penyebab kematian nomor satu di wilayah kami,” katanya kepada BBC.
Dr Kluge mengatakan penyebaran dapat diatasi dengan langkah-langkah termasuk pemakaian masker, yang dapat dilakukan segera, dan meningkatkan penggunaan vaksin.
"Negara-negara harus memastikan tidak ada hambatan akses untuk vaksinasi," katanya.
Ditanya apakah menurutnya negara-negara harus memberlakukan wajib vaksinasi, setelah Austria mengumumkan akan melakukannya mulai Februari tahun depan, Dr Kluge mengatakan tindakan seperti itu harus menjadi langkah terakhir jika tak ada pilihan lain.
Namun dia mengatakan, sikap publik akan terus berkembang dan pada saatnya akan ada perdebatan mengenai kebijakan semacam itu.
Namun, menurutnya, Kartu Pass Covid, dapat berguna dalam memperlambat penyebaran.
"Kartu itu bukan untuk pembatasan kebebasan, melainkan alat untuk menjaga kebebasan individu kita," tegas Dr Kluge.
Lebih lanjut, virus ini telah muncul kembali di Eropa dalam beberapa pekan terakhir, sehingga membuat beberapa negara memberlakukan kembali pembatasan yang telah dicabut beberapa bulan lalu.
Baca Juga: Pecahkan Rekor MURI, 1.271 Anak Ikuti Lomba Menggambar Secara Daring
WHO menyatakan awal bulan ini bahwa Eropa kembali menjadi pusat pandemi.
Di beberapa negara Eropa timur di mana tingkat vaksinasi terbilang rendah sehingga meningkatkan angka kematian akibat virus, pembatasan baru diterapkan pada mereka yang tidak divaksinasi.
Republik Ceko telah memberlakukan penguncian efektif pada orang-orang yang tidak divaksinasi. Sedangkan Slovakia telah melarang mereka yang tidak melakukan vaksinasi dari pertemuan umum dan berkunjung ke toko-toko yang tidak penting.
Austria – yang melaporkan kasus harian lima kali lebih banyak dari bulan lalu – kemarin memberlakukan kembali penguncian penuh. Sedangkan Jerman sedang mempertimbangkan untuk mengikutinya.
Penguncian sebagian dan rencana pembatasan lebih lanjut di Belanda disambut dengan kerusuhan hebat pada hari Jumat di Rotterdam.
Di Inggris, di mana infeksi tetap tinggi tetapi belum melonjak, pemerintah menolak penerapan kembali langkah-langkah pembatasan pergerakan dan tidak membuat aturan perjalanan ke seluruh Eropa.(*)
Baca Juga: Angka Kasus di Eropa Naik Lagi Karena Varian Covid-19 AY.4.2, Perlukah Indonesia Khawatir?
Source | : | Yahoo News |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar