GridHEALTH.id - Sudah satu setengah tahun lebih pandemi Covid-19 melanda tanah air.
Kondisi ini rupanya sangat berdampak serius pada kehidupan rumah tangga di Indonesia.
Dimana sejak 2020 hampir tiga dari empat rumah tangga mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan karena pandemi Covid-19.
Hal itu seperti diungkap Peneliti Utama Smeru Research Institute Asep Suryahadi dalam konferensi pers virtual peluncuran laporan IVR Report UNICEF, Jumat (10/12/2021), yang dihadiri GridHEALTH.id.
"Setengah dari mereka tidak memiliki tabungan untuk bertahan dan harus melalukan strategi lain seperti menjual aset dan meminjam uang dari keluarga," ucap Asep.
Menurutnya temuan tersebut berdasarkan hasil survei inisiasi UNICEF yang bekerja sama dengan UNDP, PROSPERA, dan The SMERU Research Institute.
Mereka diketahui melakukan studi mulai Oktober 2020 untuk mencoba mengukur dampak sosial ekonomi Covid-19 di Indonesia.
Pada studi putaran pertama yang dilaksanakan pada Oktober-November 2020, mereka melibatkan setidaknya 12.216 rumah tangga sebagai responden.
Rumah tangga itu merupakan rumah tangga yang sudah dipilih oleh BPS sebagai bagian dari responden Susenas 2019.
"Dengan demikian survei kami bisa mencerminkan kondisi di tingkat nasional," ucap Asep.
Baca Juga: 331 Informasi Fake Tentang Vaksin Covid-19 yang Beredar di Tengah Masyarakat
Dalam laporan survei itu juga tercatat satu dari 10 pencari nafkah utama harus pindah kerja.
Kebanyakan dari mereka menjadi pekerja informal.
Asep mengatakan, akibat adanya permasalahan ekonomi tersebut rumah tangga Indonesia terancam mengalami rawan pangan.
"Menggunakan perhitungan ala kerawanan pangan yang dirilis oleh organisasi pangan dunia, studi kami menemukan bahwa pada Oktober 2020 hampir 12 % rumah tangga di Indonesia mengalami kerawanan pangan tingkat menengah atau parah," jelasnya.
"Persentase itu naik dari sebelumnya yang hanya 5,4 % pada 2019," pungkas Asep.(*)
Baca Juga: Gejala Unik Varian Omicron Pada Anak-anak, Orangtua Harus Tahu
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar