GridHEALTH.id - Sepanjang tahun ini, kata anosmia sering dibicarakan oleh banyak orang.
Tak hanya digunakan oleh kalangan medis, orang awam pun juga banyak yang memakai kata anosmia di kehidupan sehari-hari.
Kaleidoskop kesehatan 2021 mencatat, bahwa kata kunci "Apa itu anosmia?" berada di posisi keempat hal mengenai Covid-19 yang paling sering dicari, menurut Google Trend.
Memang sebenarnya apa sih yang dimaksud anosmia?
Melansir JAMA Network, anosmia adalah gangguan indera penciuman yang menyebabkan kemampuan menghirup bau menurun.
Baca Juga: Aturan Micro Lockdown yang Harus Ditaati, Pemerintah Pusat Terjunkan Tim Khsusus Hingga Daerah
Kemampuan mencium sangat kompleks, melibatkan hidung dan juga otak. Saat udara terhirup ke hidung, molekul bau akan mengikat reseptor saraf penciuman.
Saraf tersebut berada di lapisan khusus yang terletak di bagian atas rogga hidung, disebut epitel penciuman.
Stimulasi saraf penciuman kemudian mengirimkan sinyal ke otak dan diproses menjadi aroma yang selama ini orang kenal.
Dalam kondisi tertentu, proses penciuman tersebut tidak berjalan dan menyebabkan anosmia.
Baca Juga: Gejala Infeksi Varian Omicron Ringan? Pada Lansia dan Komorbid Ceritanya Bisa Berbeda
Anosmia bisa terjadi karena penyakit yang sudah berjalan lama, seperti demensia atau Alzheimer. Tapi juga dapat terjadi secara tiba-tiba, seperti yang dialami oleh pasien Covid-19.
Baca Juga: Dari 14 Jenis Masker, Ini yang Efektif dan Tidak Efektif Menangkal Virus Covid-19
Bahkan anosmia dijadikan sebagai salah satu tanda infeksi Covid-19 akibat virus SARS-CoV-2.
Mengapa Covid-19 menyebabkan anosmia pada orang terinfeksi?
Melansir Mayo Clinic, anosmia yang dialami oleh para pasien Covid-19, kemungkinan terjadi karena kerusakan sel-sel yang mendukung dan membantu neuron penciuman.
Sel-sel yang membantu neuron penciuman tersebut, disebut eengan sel sustentacular.
Sel tersebut dapat beregenerasi dari sel induk, sehingga membuat pasien Covid-19 akan mengalami anosmia atau kehilangan kemampuan penciuman.
Baca Juga: Bingung Bedakan Sakit Tenggorokan Karena Infeksi Bakteri Atau Virus, Lihat Gejalanya Ini
Sekitar 90% kasus anosmia akan mengalami pemulihan selang empat minggu setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Akan tetapi pada sebagian penyintas Covid-19, anosmia bisa bertahan lebih lama.
Anosmia menjadi salah satu gejala awal yang dirasakan oleh pasien Covid-19. Tapi terkadang hilangnya kemampuan indera penciuman ini juga tidak disadari.(*)
Source | : | Mayo Clinic,JAMA Network |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar