Hal ini meningkatkan risiko mengembangkan ginekomastia (pertumbuhan jaringan payudara yang non-kanker) serta kanker payudara.
Sindrom Klinefelter: Pria dengan sindrom Klinefelter memiliki kadar androgen (hormon pria) yang lebih rendah dan kadar estrogen (hormon wanita) yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena ginekomastia (pertumbuhan jaringan payudara yang non-kanker) dan kanker payudara.
Sindrom Klinefelter adalah kondisi saat lahir yang mempengaruhi sekitar 1 dari 1.000 pria.
Biasanya pria memiliki satu kromosom X dan Y tunggal. Pria dengan sindrom Klinefelter memiliki lebih dari satu kromosom X (kadang sampai empat).
Gejala sindrom Klinefelter termasuk memiliki kaki yang lebih panjang, suara yang lebih tinggi, dan janggut yang lebih tipis daripada rata-rata pria; memiliki testis yang lebih kecil dari normal; dan menjadi tidak subur (tidak dapat menghasilkan sperma).
Baca Juga: Vitamin D Bagi Ibu Hamil, Kurangi Sakit Hingga Cegah Diabetes dan Infeksi Kehamilan
Riwayat keluarga yang kuat akan kanker payudara atau mutasi genetik: Riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada pria – terutama jika pria lain dalam keluarga pernah menderita kanker payudara.
Risikonya juga lebih tinggi jika terbukti ada kelainan gen kanker payudara dalam keluarga.
Pria yang mewarisi gen BRCA1 atau BRCA2 abnormal (BR singkatan BReast, dan CA singkatan CAncer) memiliki peningkatan risiko kanker payudara pria.
Risiko seumur hidup terkena kanker payudara adalah sekitar 1% dengan mutasi gen BRCA1 dan 6% dengan mutasi gen BRCA2.
Baca Juga: Wanita Rentan Sakit, Ternyata Ini 5 Kesalahan Umum yang Jadi Penyebabnya
Source | : | cnnindonesia.com,Breastcancer.org-kanker payudara pria |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar