“Kami melanjutkan dengan hati-hati, tetapi kami juga optimis bahwa operasi pertama di dunia ini akan memberikan opsi baru yang penting bagi pasien di masa depan.”
Ahli lainnya yang terlibat dalam operasi transplantasi jantung babi kepada manusia bersejarah ini adalah Muhammad M. Mohiuddin, MD, Profesor Bedah di UMSOM, bergabung dengan fakultas UMSOM lima tahun lalu dan mendirikan Program Xenotransplantasi Jantung bersama Dr. Griffith.
Dirinya dianggap sebagai salah satu ahli terkemuka dunia dalam transplantasi organ hewan, yang dikenal sebagai xenotransplantasi.
Dr. Mohiuddin menjabat sebagai Direktur Ilmiah/Program dan Dr. Griffith sebagai Direktur Klinisnya.
“Ini adalah puncak dari penelitian bertahun-tahun yang sangat rumit untuk mengasah teknik ini pada hewan dengan waktu bertahan hidup yang telah mencapai lebih dari sembilan bulan. FDA menggunakan data dan data kami pada babi percobaan untuk mengizinkan transplantasi pada pasien penyakit jantung stadium akhir yang tidak memiliki pilihan pengobatan lain,” kata Dr. Mohiuddin.
“Prosedur yang berhasil memberikan informasi berharga untuk membantu komunitas medis meningkatkan metode yang berpotensi menyelamatkan jiwa ini pada pasien di masa depan,” lanjutnya.
Bukan yang Pertama Kali
Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Bumil, Berisiko Bagi Janin
Untuk diketahui, xenotransplantasi pertama kali dicoba pada 1980-an, tetapi sebagian besar ditinggalkan setelah kasus terkenal Stephanie Fae Beauclair (dikenal sebagai Baby Fae) di Loma Linda University di California.
Bayi tersebut, yang lahir dengan kondisi jantung yang fatal, menerima transplantasi jantung babon dan meninggal dalam waktu satu bulan setelah prosedur karena penolakan sistem kekebalan terhadap jantung asing.
Namun, selama bertahun-tahun, katup jantung babi telah berhasil digunakan untuk menggantikan katup pada manusia.
Source | : | Umms.org-transplantasi jantung |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar