GridHEALTH.id – Tekanan darah tinggi saat hamil tak boleh kita abaikan.
Jika diabaikan, tentunya akan berbahaya bagi ibu hamil dan janin dalam kandungan.
Untuk itu, penting mengetahui apa saja gejalanya dan cara mengatasinya.
Tekanan darah tinggi juga bisa membuat suplai oksigen ke bayi berkurang.
Bayi juga berpotensi kekurangan nutrisi untuk tumbuh dalam rahim. Hipertensi pada ibu hamil bisa dideteksi dari gejala awalnya.
Beberapa gejala yang menunjukan hipertensi pada wanita hamil antara lain:
- Sakit kepala konstan.
- Gangguan penglihatan
- Sakit perut.
Baca Juga: Pola Makan Tepat Dukung Gaya Hidup Sehat Untuk Penyandang Hipertensi
- Mual dan muntah.
- Sesak napas.
- Pembengkakan tangan dan wajah.
- Rendah, atau tidak ada, urin.
Penyebab tekanan darah tinggi pada wanita hamil juga bermacam-macam. Berikut berbagai hal yang bisa memicu tekanan darah tinggi selama kehamilan:
- Kehamilan pertama.
- Memiliki ibu atau saudara perempuan yang memiliki tekanan darah tinggi saat hamil.
- Kehamilan kembar.
- Berusia lebih dari 40 tahun.
- Kelebihan berat badan saat hamil.
- Memiliki tekanan darah tinggi sebelum hamil.
Pencegahan
Cara mudah mencegah hipertensi selama kehamilan adalah melalui perubahan gaya hidup.
Ibu hamil disarankan untuk rutin olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Selain rutin olahraga dan menerapkan pola makan sehat, kita juga disarankan melakukan langkah berikut:
- membatasi asupan garam
- tetap terhidrasi
- mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya akan makanan nabati dan rendah makanan olahan
Baca Juga: Healthy Move, Peregangan 30 Menit Untuk Menurunkan Hipertensi
- berolahraga secara teratur
- rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
- menghindari merokok dan minum alkohol.
Pengobatan
Wanita dengan hipertensi kronis harus terus minum obat antihipertensi selama kehamilan mereka.
Namun, beberapa obat antihipertensi umum tidak cocok untuk dikonsumsi oleh wanita hamil, sehingga mereka harus konsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi obat apapun.
Hipertensi yang parah bisa memicu eklamsia. Penyedia layanan kesehatan dapat merekomendasikan obat antikonvulsif, seperti magnesium sulfat, untuk mencegah kejang pada orang dengan eklampsia atau preeklamsia.
Dalam beberapa kasus, wanita juga perlu melahirkan lebih awal untuk mengatasi efek dari tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Baca Juga: Mengenal Sindrom HELLP, Komplikasi Kehamilan Dampak Preeklamsia
Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul "Cara Mencegah dan Mengatasi Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil"
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar