GridHEALTH.id – Penggunaan produk dengan wadah berbahan dasar plastik sudah menjadi hal yang dilakukan sehari-hari.
Tapi, plastik yang selama ini dikira tidak berbahaya, ternyata dapat mempengaruhi metabolisme seseroang.
Sebuah studi menemukan bahwa bahan kimia yang ada di wadah plastik sebuah produk, dapat mempengaruhi metabolisme manusia, serta berkontribusi dalam penumpukan lemak yang memicu obesitas.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Environmental Science and Technology ini, menemukan lebih dari 55.000 bahan kimia berbeda terkandung dalam botol plastik.
Para peneliti dari Norwegian University of Science and Technology (NTNU), juga mengidentifikasi 629 zat yang 11 di antaranya merupakan bahan kimia penganggu metabolisme.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa produk plastik biasa mengandung campuran zat yang dapat menjadi faktor yang relevan dan diremehkan di balik kelebihan berat badan dan obesitas,” kata Martin Wagner, salah satu penulis studi tersebut dikutip dari The Independent, Senin (14/02/2022).
Dalam studi itu, mereka mengamati 34 produk plasti yang digunakan sehari-hari, untuk peruntukan yang berbeda-beda.
Produk plastik tersebut terdiri dari wadah yogurt, botol plastik dari minuman, dan spons cuci piring untuk melihat bahan kimia yang dikandungnya.
Sebelumnya juga pernah ada studi yang mengindikasikan bahwa beberapa jenis plastik mengandung hormon penganggu yang bisa mempengaruhi pertumbuhan dan kesuburan.
Baca Juga: Hanya Karena 5 Hal Ini Orang Obesitas Mengalami Keparahan Covid-19
Nah, studi yang dipublikasikan pada 26 Januari lalu, menemukan kalau ternyata produk plastik juga dapat menyebabkan obesitas.
Setelah selesai diamati, bahan kimia yang berasal dari produk-produk plastik tersebut, mempunyai kemampuan untuk memprogram ulang sel precursor menjadi sel lemak.
Sehingga, sel lemak berkembang dengan baik dan menyebabkan terjadinya penumpukan lemak di dalam tubuh.
“Sangat mungkin bukan tersangka biasa, seperti Bisphenol A, yang menyebabkan gangguan metabolisme ini. Ini berarti bahwa bahan kimia plastik lain selain yang sudah kita ketahui dapat berkontribusi terhadap kelebihan berat badan atau obesitas,” kata Johannes Volker, penulis studi ini yang berafiliasi dengan Departemen Biologi NTNU.
Baca Juga: Healthy Move, Ayo Bergerak, Risiko Kematian Akibat Obesitas Terus Meningkat
Sayangnya, studi ini tidak menjelaskan lebih jelas apa hubungan plastik dengan obesitas.
Namun peneliti memperkirakan ini akibat dari bahan kimia seperti ftalat dan bisfenol.
Melihat terbatasnya penelitian ini, para ilmuwan mengatakan kalau sampel plastik yang mereka Analisa tidak mewakili semua bahan kimia plastik yang digunakan manusia.
Mereka hanya memprioritaskan plastik jenis polimer yang kemungkinan mengandung MDC, seperti Polyvinyl chloride dan Polyurethane (PVC dan PUR).
Harus Ada Penelitian Lanjutan
Penelitian lebih lanjut sangat bergina untuk membantu secara komperhensif mengkarakterisasai efek yang dialami manusia akibat produk plastik dari semua jenis produk.
Baca Juga: Obesitas Pintu Masuk Segala Penyakiti, Ini Saran Ahli Gizi Untuk Mencegahnya
“Sepengetahuan kami, ini adalah studi pertama yang menyelediki aktivitas adipogenik, bahan kimia yang dapat diekstraksi dari produk konsumen plastik,” tulis mereka dalam penelitian.
“Studi kami menunjukkan bahwa plastik yang digunakan sehari-hari mengandung MDC yang kuat dan oleh karena itu, dapat menjadi faktor lingkungan yang relevan namun diremehkan yang dikontribusikan terhadap obesitas,” sambung mereka.
Obesitas memang dapat berdampak buruk bagi kesehatan secara keseluruhan dan dapat menyebabkan kematian.
Pasalnya, obesitas memicu terjadinya kondisi serius seperti penyakit jantung dan kanker. Sekitar 650 juta orang di seluruh dunia, mengalami obesitas.(*)
Baca Juga: Hati-hati, Obesitas Bisa Sebabkan Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Source | : | The Independent,Environmental Science and Technology |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar