"Apabila tekanan darah tetap tinggi walaupun telah dilakukan penyesuaian jenis pil kontrasepsi maka pil kontrasepsi harus dihentikan,“ jelas dokter Siska.
Sementara itu saat memasuki fase menopause, hormon estrogen yang berperan penting
dalam relaksasi pembuluh darah dan pengaturan tekanan darah, kadarnya akan berkurang.
Hal ini menyebabkan gangguan relaksasi dan peningkatan kekakuan pembuluh darah, peningkatan sensitivitas terhadap garam, penambahan berat badan, perubahan metabolisme lemak dan terjadinya penyempitan pembuluh darah.
Fase ini merupakan masa kehidupan yang kritis untuk terjadinya hipertensi serta penyakit
jantung dan pembuluh darah pada perempuan.
“Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Indonesian Society on Hypertension/InaSH) pada tahun 2018 telah menerbitkan konsensus mengenai Hipertensi pada Perempuan, dengan tujuan memberikan dokumen komprehensif dalam hal berbagai aspek hipertensi di sepanjang siklus kehidupan perempuan, terutama di Indonesia.
Topik ini kami anggap selalu relevan dengan problematika kehidupan perempuan, dan kami
harapkan dapat menjadi salah satu pengingat agar perempuan selalu waspada terhadap hipertensi serta komplikasi yang menyertainya, seperti penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal,“ tutup dokter Siska. (*)
Baca Juga: Mengenal Beragam Jenis Minyak, Ada yang Berbahaya Untuk Jantung
Baca Juga: Percepatan Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun Didukung Kelompok Swasta
Source | : | Virtual Media Briefing |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar