GridHEALTH.id - Banyak pakar kesehatan dan olahraga menyarankan untuk tetap aktif pada usia berapapun, dengan latihan yang mudah bagi kita dan yang sesuai untuk kita.
Bagi lansia, terkadang hal ini bisa dilakukan sendiri, tetapi juga seringkali memerlukan pelatih atau terapi fisik. Yang penting ada yang mengawasi karena penyandang diabetes lansia rawan jatuh.
Ada beberapa aktivitas fisik yang bisa dilakukan, yaitu;
- Aerobik kolam renang dapat membantu jika ada batasan untuk berjalan karena nyeri sendi atau neuropati.
- Yoga lembut atau Pilates dapat membantu memperkuat inti.
- Kelas formal ada untuk latihan keseimbangan
- Jika pernah mengalami serangan jantung, rehabilitasi jantung sangat membantu dan cara yang baik untuk mempelajari kebiasaan olahraga yang sehat dalam pengaturan yang dipantau.
Terapis fisik dapat dilakukan panggilan ke rumah dan melakukan terapi fisik di rumah. Ingatlah bahwa menghindari jatuh adalah prioritas utama untuk lansia.
Jatuh dapat menggerakkan serangkaian peristiwa yang dapat menyebabkan berkurangnya mobilitas dan hilangnya kemandirian fungsional.
Baca Juga: Diabetes Lansia Rawan Mengalami Hipoglikemia, Ini yang Harus Dilakukan Untuk Mencegahnya
Faktor risiko jatuh pada lansia, terutama lansia dengan diabetes adalah;
- Hipoglikemia. Gula darah rendah dapat memicu hilangnya keseimbangan dan menyebabkan jatuh, jadi periksa glukosa darah secara teratur. Jika glukosa darah turun di bawah 70 mg/DL, segera konsumsi karbohidrat kerja cepat.
- Obat-obatan. Beberapa obat yang diminum untuk tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pusing saat berdiri (hipotensi postural).
Salah satu cara untuk menghindari jatuh dari hipotensi postural adalah dengan melenturkan setiap pergelangan kaki 10 kali sebelum berdiri.
- Neuropati perifer. Merupakan hilangnya sensasi pada kaki dan/atau kehilangan keseimbangan dapat meningkatkan risiko jatuh.
- Kehilangan penglihatan. Dapat menyebabkan ketidakstabilan dan kesulitan melihat objek yang menghalangi.
- Masalah sendi besar. Orang dengan diabetes tipe 1 tampaknya mengembangkan masalah sendi besar, dan ini dapat menyebabkan rasa sakit dan kecacatan.
Jatuh dan patah tulang karena osteoporosis dapat menyebabkan periode imobilitas paksa dan pemulihan bisa sulit.
Dengan segala keterbatasan mobilitas, diabetes lansia tetap harus menjalankan aktivitas fisik.
Baca Juga: Mengenal 6 Gejala Gondong, Penyakit Infeksi yang Diakibatkan Virus
Baca Juga: Penyakit Infeksi Cacar Hanya Ditularkan Antar Manusia, Ini Gejalanya
Alasannya tidak hanya dapat membantu menjaga keseimbangan, tetapi juga dapat membantu memperlambat beberapa penurunan kognitif yang terlihat seiring bertambahnya usia.
Berjalan mungkin merupakan olahraga terbaik dan paling sederhana untuk mempertahankan fungsi, tetapi penting juga untuk melakukan latihan menahan beban, seperti yoga atau menggunakan beban atau mesin bebas, untuk menjaga kepadatan tulang dan volume otot. (*)
Source | : | Cleveland Clinic,American Diabetes Association |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar