GridHEALTH.id - Banyak penderit kolesterol tinggi awalnya tidak menyadari bahwa dirinya sudah terkena.
Padahal, kolesterol tinggi yang dibiarkan sering dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi.Kolesterol tinggi juga bisa dikaitkan dengan diabetes dan tekanan darah tinggi.
Center for Disease Control and Preventions (CDC) yang berpusat di Amerika Serikat, memberikan panduan lewat lima pertanyaan yang sering ditanyakan awam tentang kolesterol;
1. Apa itu kolesterol?
"Tubuh Anda membutuhkannya untuk membangun sel dan membuat vitamin dan hormon lainnya," kata American Heart Association.
"Kolesterol bersirkulasi dalam darah. Ketika jumlah kolesterol dalam darah Anda meningkat, begitu pula risikonya bagi kesehatan Anda.
Kolesterol tinggi berkontribusi pada risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi, seperti penyakit jantung dan stroke."
2. Faktor apa yang dapat memengaruhi tingkat kolesterol?
Diet: Makan makanan tinggi lemak jenuh dan trans dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL, menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI).
Baca Juga: Mengapa Pra-Remaja Penting Mendapatkan Vaksin HPV? Ini Alasannya
Kita harus menghindari 10% atau lebih dari total kalori harian berasal dari lemak jenuh, dan menghindari lemak trans sebanyak mungkin.
Berat badan: Kelebihan berat badan atau obesitas cenderung meningkatkan kolestero dan merupakan faktor risiko penyakit jantung, menurut National Library of Medicine.
Meskipun ada beberapa hal yang mungkin di luar kendali yang dapat mempengaruhi berat badan termasuk kondisi tertentu dan efek samping dari beberapa obat, jika ingin mempertahankan berat badan yang sehat, kita dapat berkonsultasi tentang hal ini dengan dokter.
Merokok: Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL(low density lippoprotein) atau lemak jahat dan menurunkan kadar kolesterol HDL (high density lippoprotein) atau lemak baik.
Aktivitas fisik: Kurangnya aktivitas fisik dikaitkan dengan kadar kolesterol HDL yang lebih rendah.
3. Apa faktor tingkat kolesterol di luar kendali?
Usia: Meskipun kolesterol tinggi dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia, itu paling sering didiagnosis pada mereka yang berusia antara 40 dan 59, menurut NHLBI.
Ini karena seiring bertambahnya usia, metabolisme Anda berubah, dan hati tidak lagi mampu menghilangkan kolesterol LDL seperti dulu.
Jenis kelamin: Pria lebih cenderung memiliki kolesterol tinggi daripada wanita ketika mereka berusia antara 20 dan 39 tahun, tetapi wanita lebih cenderung memiliki kolesterol tinggi di semua usia lainnya, menurut NHLBI.
Baca Juga: Hantavirus Pulmonary Syndrome, Gangguan Pernapasan Akibat Virus dari Hewan Pengerat
Baca Juga: Penggunaan Aspirin Dapat Meningkatkan Risiko Gagal Jantung Pada Perokok, Studi
Risiko kolesterol tinggi pada wanita juga dapat meningkat karena pil KB, menopause, dan kehamilan.
Ras/etnis: Ras dan etnis dapat memengaruhi risiko memiliki kolesterol tinggi. Misalnya, orang kulit putih non-Hispanik lebih mungkin dibandingkan kelompok lain untuk memiliki kolesterol total tinggi.
Sementara penelitian mengatakan bahwa orang kulit hitam lebih mungkin dibandingkan kelompok lain untuk memiliki kadar kolesterol HDL yang tinggi, menurut NHLBI.
Riwayat keluarga/genetik: Jumlah kolesterol yang diproduksi tubuh bersifat genetik, dan kolesterol tinggi dapat diturunkan dalam keluarga.
4. Bagaimana kita dapat mendeteksi tingkat kolesterol tinggi?
Kolesterol tinggi tidak memiliki gejala. Tes darah secara teratur adalah satu-satunya cara untuk mendeteksi jika mungkin memiliki kadar kolesterol tinggi.
Jika memiliki faktor risiko tambahan, dokter mungkin ingin melakukan tes kolesterol lebih sering.
5. Seberapa sering kita perlu menguji kadar kolesterol?
CDC merekomendasikan agar anak-anak dan remaja yang sehat dites setidaknya sekali antara usia 9 dan 11, dan sekali lagi antara usia 17 dan 21.
Baca Juga: Warna Kuku Jari Ternyata Bisa Menjadi Penanda Diabetes, Seperti Apa?
Baca Juga: Tali Pusat Vital Bagian Kehamilan, Ini Tandanya Bila Janin Terlilit
Jika memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi, stroke, atau serangan jantung, kita mungkin ingin periksakan anak lebih awal, mulai usia 5 tahun.
Kebanyakan orang dewasa yang sehat, di sisi lain, harus menjalani tes kolesterol setiap 4-6 tahun, menurut CDC.
Tetapi disarankan tes lebih sering jika memiliki diabetes atau penyakit jantung, atau memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi. (*)
Source | : | Center for Disease Control and Prevention |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar