GridHEALTH.id - Vitamin D sebelum pandemi banyak yang tidak terlalu peduli.
Tapi sejak pandemi, terlebih sejak viral bisa meningkatkan imunitas seseorang, vitamin D menjadi barang yang banyak diburu.
Bahkan kini orang-orang sudah tidak asing lagi dengan vitamin D, karena sudah banyak yang rutin mengonsumsi suplemennya.
Memang tidak salah kita mengonsumsi suplemen vitamin D. Namun penting diketahui, kebanyakan orang sudah memiliki cukup vitamin D dalam aliran darahnya untuk kesehatan tulang yang baik.
Salah satu cara untuk mendapatkan vitamin D adalah melalui diet harian.
Di Amerika Serikat, hampir semua susu dan jus jeruk diperkaya dengan vitamin D.
Bahkan sereal sarapan siap makan dapat mengandung dosis yang sehat.
Jadi hanya dengan memastikan sarapan, bisa membuat setiap hari “hari vitamin D.”
Sumber vitamin D dari makanan sangat banyak.
Baca Juga: Covid-19 Lahir di Ukraina? Fakta-fakta Ditemukan Rusia, China Serang Amerika
Ikan, terutama yang berlemak seperti salmon, tuna, mackerel, dan sarden – merupakan sumber yang baik dari vitamin D.
Tahu kah, 3-ons porsi salmon yang dimasak dapat menyediakan hampir 200% dari nilai harian vitamin D yang direkomendasikan.
Tiga ons jamur yang telah terkena sinar UVB dapat menyediakan 100% vitamin D yang direkomendasikan.
Sumber makanan lain dari vitamin D termasuk kuning telur, minyak ikan cod, hati sapi, margarin, yoghurt, dan beberapa keju.
Keju dan es krim mungkin menjadi sumber kalsium lezat, tetapi perlu dibaca label nutrisi untuk mengetahui apakah ada dna tingi kandungan vitamin D nya.
Suplemen Vitamin D
Jika dibutuhkan, baru kita bisa mengonsumsi suplemen vitamin D
Ketahuilah, suplemen Vitamin D tersedia dalam dua bentuk: D2 dan D3.
Kedua bentuk tersebut efektif, dan bisa diambil untuk memastikan tingkat vitamin D yang cukup.
Baca Juga: Healthy Move, Latihan Aerobik Membuat Nyaman Pasien Gagal Ginjal Setelah Selesai Dialisis
Tapi D2 tidak sama dengan D3. D3 adalah jenis vitamin D yang dibuat oleh tubuh, dan studi terbaru menunjukkan bahwa D3 bisa tiga kali lebih efektif dalam meningkatkan tingkat vitamin D.
Namun untuk suplemen vitamin D baiknya kita tahu Berapa banyak vitamin D yang dibutuhkan. Itu semua tergantung dari usia dan faktor risiko.
Kecukupan gizi yang dianjurkan adalah 600 IU per hari untuk orang dewasa sampai dengan 700, dan 800 IU untuk usia 71 tahun atau lebih.
Beberapa peneliti telah menyarankan dosis yang jauh lebih besar dari vitamin D untuk berbagai manfaat kesehatan, tapi terlalu banyak dapat merugikan.
Ada batas atas sampai seberapa banyak vitamin D yang dapat Anda konsumsi.
The Institute of Medicine merekomendasikan batas aman asupan harian untuk orang dewasa sampai 4.000 IU/hari.
Lebih dari 10.000 IU per hari dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan jaringan.
Minum Suplemen Vitamin D, Cek Lab Dahulu
Solusi terbaik adalah untuk memeriksa ke dokter sebelum mengkonsumsi suplemen vitamin D.
Baca Juga: Asam Lambung Naik Bisa Picu Asma Kambuh, Ini Tips Untuk Mencegahnya
Tes darah sederhana (tes 25 hydroxyvitamin D) dapat dianjurkan oleh dokter untuk memeriksa tingkat vitamin D.
Pedoman saat ini mengindikasikan bahwa kita mendapatkan cukup vitamin D untuk menjaga tulang sehat jika kadar vitamin D dalam darah mencapai 20 nanogram per mililiter (ng / mL) atau lebih.
Untuk diingat, penelitian masih berlangsung untuk memahami bagaimana kadar vitamin D dalam aliran darah dapat mempengaruhi aspek-aspek lain dari kesehatan.
Penting juga diperhatikan, obat steroid dapat mengganggu metabolisme vitamin D.
Jika sedang mengkonsumsi steroid, harus mendiskusikan vitamin D dengan dokter.
Hal yang sama juga berlaku untuk obat penurun berat badan, beberapa obat penurun kolesterol, dan obat kejang seperti phenobarbitol.
Penurun kolesterol statin, di sisi lain, akan meningkatkan kadar vitamin D.
Sedangkan untuk anak, bisa mendapatkan vitamin D yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan tulang melalui makanan, termasuk yang diperkaya dengan vitamin D, seperti susu.
Dimulai pada ulang tahun pertama, asupan makanan yang direkomendasikan sebesar 600 IU vitamin D/hari.
Baca Juga: 4 Penyebab Vagina Nyeri saat Hamil dan Cara Tepat Mengatasinya
Suplemen adalah pilihan untuk memastikan anak mendapatkan vitamin D yang cukup, tapi jangan berlebihan.
Dosis maksimum vitamin D/hari adalah 2.500 IU untuk usia 1-3 tahun, 3.000 IU untuk usia 4-8 tahun, dan dari usia 9 tahun – ke atas , 4.000 IU/hari.
Demikian juga untuk bayi ASI. Ketahuilah, ASI memberikan manfaat ganda untuk bayi, tetapi bukan sumber yang baik untuk vitamin D.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bahwa semua bayi yang disusui menerima suplemen 400 IU vitamin D per hari dimulai segera setelah lahir dan berlanjut sampai bayi disapih dan minum sedikitnya 1.000 mL susu yang diperkaya vitamin D.
Dosis maksimum vitamin D perhari adalah 1.000 IU untuk bayi 0-6 bulan dan 1.500 IU untuk bayi 6-12 bulan.
Efek Suplemen Vitamin D Jika Dikonsumsi Berlebih
Mengonsumsi vitamin D3 dengan dosis sangat tinggi untuk waktu yang lama dapat menyebabkan penumpukan di dalam tubuh.
Keracunan vitamin D dapat terjadi ketika kadar darah meningkat di atas 150 ng/ml.
Efek keracunannya dapat berlangsung selama berbulan-bulan setelah berhenti mengonsumsi suplemen.
Baca Juga: Mengobati Masuk Angin Dengan Kencur Mudah Dilakukan, Ini Caranya
Selengkapnya, berikut adalah efek samping terlalu banyak mengosumsi vitamin D, sebagaimana dilansir dari Healthline:
1. Kadar kalsium darah meningkat
Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dari makanan dan ini merupakan salah satu fungsinya yang penting. Namun, jika asupan vitamin D berlebihan, kalsium darah dapat mencapai tingkat yang bisa menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan.
Adapun beberapa gejala hiperkalsemia adalah gangguan pencernaan, kelelahan, pusing, kebingungan, rasa haus yang berlebihan, dan sering buang air kecil.
2. Nafsu makan turun
Banyak efek samping terlalu banyak mengonsumsi vitamin D berkaitan dengan kelebihan kalsium dalam darah. Pada gilirannya, kondisi ini dapat diikuti oleh gejala mual, muntah, dan nafsu makan yang menurun.
Namun, gejala ini tidak terjadi pada semua orang dengan kadar kalsium yang tinggi.
3. Sakit perut, sembelit, atau diare
Sakit perut, sembelit, atau diare merupakan masalah pencernaan yang kerap dikaitkan dengan intoleransi makanan. Namun, gejala tersebut juga bisa menjadi tanda peningkatan kadar kalsium yang disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi vitamin D.
Baca Juga: Rasa Sakit di Leher Saat Menelan Tidak Boleh Diabaikan, Ini Alasannya
Gejala-gejala ini dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi vitamin D dengan dosis tinggi. Sebuah studi kasus menunjukkan, anak berusia 18 bulan yang diberi 50.000 IU vitamin D3 selama tiga bulan mengalami masalah pencernaan.
4. Pengeroposan tulang
Terlalu banyak vitamin D dapat merusak kesehatan tulang. Beberapa penelitian mengatakan bahwa dosis tinggi vitamin D berpotensi menyebabkan rendahnya kadar vitamin K2 dalam darah.
Adapun salah satu fungsi vitamin K2 yang penting bagi kesehatan tubuh adalah menjaga kalsium dalam tulang.(*)
Baca Juga: Laboratorium Biotek di AS Luncurkan Tes kanker Untuk Temukan Tumor Langka yang Bisa Diobati
Source | : | Reumatologi.or.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar