GridHEALTH.id -Organ intim pria kecil dalam istilah medis disebut sebagai mikropenis.
Ini merupakan kondisi penis dengan bentuk normal, tetapi kecil dan tidak disertai kelainan lainnya.
Kasus mikropenis biasanya ditemukan pada bayi melalui pemeriksaan bayi baru lahir.
Melansir laman my.clevelandclinic.org (14/9/2018), mikropenis termasuk kasus yang jarang terjadi.
Beberapa pria mungkin percaya atau merasa bahwa mereka memiliki mikropenis, tetapi sepertinya yang terjadi sebenarnya bukan itu.
Lantas, apa saja gejala mikropenis?
Gejala utama mikropenis adalah penis yang panjangnya kurang dari 1,9 cm (0,75 inci) pada masa bayi.
Diketahui rata-rata (rata-rata) panjang penis yang diregangkan untuk bayi baru lahir adalah 3,5 cm (1,4 inci).
Mikropenis didiagnosis jika panjangnya kurang dari 2,5 standar deviasi di bawah rata-rata.
Pada pria dewasa mikropenis didefinisikan sebagai penis berukuran 9,2 cm atau kurang.
Baca Juga: Jangan Terkecoh, 4 Metode Pembesaran Organ Intim Pria Ini Belum Teruji
Mikropenis dapat menyertai masalah kesehatan lainnya karena gangguan hormonal atau kondisi bawaan (hadir saat lahir), yang dapat menyebabkan berbagai gejala.
Sedangkan gejala pada anak akan tergantung pada penyebab mikropenis.
Penyebab mikropenis
Mikropenis biasanya disebabkan oleh defisiensi testosteron janin yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, di mana yang paling umum adalah hipogonadisme hipogonadotropik.
Hipogonadisme hipogonadotropik adalah suatu kondisi yang terjadi ketika hipotalamus (bagian otak yang mengontrol sistem saraf otonom dan hipofisis) tidak mengeluarkan hormon yang merangsang testis untuk memproduksi hormon (testosteron) yang diperlukan untuk pematangan normal dan fungsi reproduksi.
Mikropenis juga dapat ditemukan dengan sindrom genetik yang dapat menyebabkan malformasi lainnya atau kondisinya mungkin idiopatik (memiliki penyebab yang tidak diketahui).
Pada masa bayi atau masa kanak-kanak, mikropenis biasanya didiagnosis melalui pengukuran panjang penis.
Pengobatan mikkropenis
Dilansir dari laman rspondokindah.co.id (21/5/2015), mikropenis perlu dan bisa diobati.
Baca Juga: Catat, 5 Fungsi Rambut di Organ Intim yang Tak Boleh Disepelekan
Bila mikropenis tidak disertai kelainan bawaan lain (mikropenis murni), terapinya sangat sederhana, yaitu dengan obat hormon testosteron suntikan tiap 3-4 minggu sebanyak empat kali.
Tidak dianjurkan lebih lama dari itu dan tidak dianjurkan memakai obat-obatan minum karena efek sampingnya lebih banyak.
Dengan dosis yang tepat, penis akan bertambah ukurannya.
Jika pengobatan tidak berhasil, perlu dicari apa penyebabnya.
Ada satu jenis mikropenis yang bisa diobati dengan salep krim dehidrotestosteron, yaitu pada anak yang kekurangan enzim 5 reduktase.
Jenis kelainan ini khas karena disertai kelainan bentuk penis (hipospadia) dan harus dibuktikan dengan pemeriksaan uji hormonal yang lengkap dan spesifik.
Beberapa kasus mikropenis dengan komplikasi atau dicurigai DSD terindikasi dilakukan analisis kromosom, pemeriksaan MRI, laparoskopi, USG, dan genitogram.
Bila anak berusia lebih dari 6 bulan saat didiagnosis mikropenis, tidak lagi diperlukan pemeriksaan hormon.
Ia langsung dapat diberi obat, kecuali mikropenis yang disertai komplikasi (misalnya anak dengan mikropenis dan tidak punya testis, dengan hipospadia, atau penisnya sangat kecil).
Baca Juga: 9 Penyebab Muncul Benjolan di Penis yang Perlu Diwaspadai, Periksakan ke Dokter Jika Mengalaminya
Terapi mikropenis harus dilakukan oleh dokter spesialis anak konsultan endokrinologi.
Pengobatan akan efektif bila diberikan sebelum selesainya masa pubertas.
Biasanya dilihat dari umur tulang atau ukuran testisnya.
Lebih baik lagi, pengobatan diberikan bila anak masih kurang dari usia 6 bulan.
Mikropenis adalah masalah anak yang umum dan sering dijumpai.
Pastikan sedini mungkin apakah anak laki-laki termasuk mikropenis dengan pengukuran yang benar dan pastikan apakah mikropenis disertai adanya hipospadia.
Apakah ada kedua buah zakar apabila ditemukan mikropenis.
Periksakan ke tempat yang benar atau konsultasi ke dokter anak saat baru lahir atau ketika konsultasi rutin.
Jika sudah terdiagnosis, pengobatannya juga mudah dan relatif tidak mahal.(*)
Baca Juga: Awas, 7 Hal Ini Bisa Membuat Penis Sakit Setelah Berhubungan Intim
Source | : | Rspondokindah.co.id,My.clevelandclinic.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar