Alat ini dijadikan salah satu alternatif skrining kesehatan pada pelbagai moda transportasi umum di tanah air.
Alat ini mampu mengidentifikasi Covid-19 melalui cara senyawa organik yang mudah menguap atau dikenal dengan sebutan volatile organic compound (VOC).
VOC diketahui dapat terbentuk karena adanya infeksi virus Corona dan keluar bersama hembusan napas.
Jika seseorang terjangkit Covid-19, mereka akan menghasilkan VOC yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak terkena.
Cara kerja alat ini mudah, seseorang hanya diminta untuk menghembuskan napas ke alat yang berbentuk tabung, kemudian sensor pada alat itu akan mendeteksi VOC.
Untuk mendapatkan hasil, GeNose membutuhkan waktu sekitar 2-3 menit. Satu unit alat ini mampu melakukan tes hingga 120 kali setiap hari.
Lalu, apakah alat ini cukup ampuh untuk mendeteksi Covid-19 pada seseorang? Menurut sebuah studi, GeNose C19 telah melakukan uji profiling pada 600 sampel Rumah Sakit.
Uji tersebut menunjukkan tingkat akurasi hingga 9%. Dari hasil inilah alat tersebut dinilai mampu menjadi alternatif untuk mendeteksi virus corona.
Baca Juga: Healthy Move, 5 Penyebab Sakit Kepala Usai Berolahraga dan Cara Mengatasinya
Baca Juga: Label Kemasan Bantu Penyandang Obesitas Menemukan Makanan yang Tepat
Meski mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, namun penggunaan alat tersebut nyatanya tak berlangsung lama.
Hasil pemeriksaan rupanya menunjukkan GeNose C19 tidak masuk sebagai syarat pelaku perjalanan rute domestik sejak PPKM Darurat Jawa-Bali Juli lalu diberlakukan.
Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 tentang PPKM Darurat, dijelaskan pelaku perjalanan harus menunjukkan vaksin minimal vaksinasi dosis pertama serta hasil PCR 2x24 jam atau tes antigen yang berlaku maksimal 1x24 jam.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi pun buka suara menanggapi GeNose C19 yang tidak lagi digunakan. Dia pun membenarkan bahwa produksi dan penggunaan GeNose dihentikan sementara.
Meski demikian, Nadia menyebutkan, GeNose kini dalam tahap pembaruan terkait fitur kecerdasan buatan untuk skrining.
Baca Juga: Perfeksionis Cenderung Memiliki Gangguan Kesehatan Mental, Studi
Baca Juga: Tingkat Asam Lambung Tinggi Dapat Mencegah Keracunan Makanan, Studi
"GeNose terakhir sedang melakukan pemutakhiran untuk Artificial Intelligence-nya, jadi meningkatkan spesifisitas dan sensitivitasnya. Kita tunggu ya kelanjutannya," terangnya dikutip dari IDN Times (18/12/2021). (*)
Source | : | Forbes,IDN Times |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar