GridHEALTH.id - Buah-buahan adalah makanan baik yang paling minum menyebabkan penyakit pada manusia, khususnya penyakit degeneratif.
Malah, buah-buahan karena kandungan nutrisinya yang unik, bisa membantu tubuh mencegah penyakit infeksi.
Satu lagi, metabolisme tubuh manusia bisa berjalan sempurna jika kita rutin mengonsumsi buah-buahan.
Saking pentingnya buah-buahan bagi kehidupan manusia, baik untuk mencegah penyakit, penyembuhan, dan diet, tidak sedikit informasi fake alias hoax tentang buah-buahan yang beredar di tengah masyarakat.
Umumnya informasi fake buah-buahan yang beredar di tengah masyarakat tidak mempermasalahkan khasiat dan manfaatnya, juga kandungan gizi pada buah-buahan.
Melainkan lebih kepada waktu mengonsumsi buah-buahan.
Padahal sejatinya menurut medis, kapan pun mengonsumsi buah-buahan baik adanya bagi kesehatan manusia.
Nah, supaya kita tidak termakan informasi fake mengenai buah-buahan, berikut ini penjelasan mengenai 5 mitos prihal buah-buahan dilansir dari artikel yang direview oleh Louis Yap, ahli gizi di Mount Elizabeth Novena Hospital pada laman RS Mountelizabeth Singapore.
Mitos 1: Kita tidak dapat menyerap semua zat gizi dari buah-buahan jika mengonsumsinya bersama dengan makanan.
Baca Juga: 10 Hari Terakhir Ramadan Ikut Puasa Pasca Operasi Jantung, Boleh dengan Syarat ....
Mengonsumsi buah-buahan saat perut kosong adalah cara yang paling efektif bagi tubuh untuk menyerap semua zat gizi.
Nah, klaim ini mengatakan bahwa zat gizi hilang ketika buah dikonsumsi bersama dengan makanan.
Faktanya: Sistem pencernaan manusia sangat efisien dalam menyerap zat gizi dari makanan.
Saat makan, lambungmelepaskan sedikit demi sedikit makanan sehingga usus memiliki kesempatan untuk sebanyak mungkin menyerap zat gizi.
Ketahuilah, usus kecil panjangnya sekitar 6 meter, yang menyediakan tempat dan waktu yang cukup panjang untuk menyerap zat gizi selama proses pencernaan.
Hal ini berarti bahwa sistem pencernaan tidak akan mengalami masalah dalam menyerap zat gizi dari buah-buahan yang dikonsumsi, baik mengonsumsinya bersama dengan makanan lain atau tidak.
Mitos 2: Kita hanya bisa mengonsumsi buah saat perut kosong.
Mengonsumsi buah bersama dengan makanan akan menyebabkan laju pencernaan melambat dan makanan dapat dipecah di lambung.
Klaimnya bahwa makanan yang tidak tercerna inilah yang menyebabkan gangguan pencernaan, sakit perut, dan segudang penyakit lainnya.
Baca Juga: Ada Bercak Darah di Bagian Putih Mata, Apakah Ini Berbahaya?
Faktanya: Meskipun serat dalam buah-buahan dapat memperlambat pelepasan makanan dari perut, klaim tersebut adalah suatu kebohongan.
Ketahuilah, buah-buahan memperlambat laju lambung memasukkan makanan ke usus kecil, tetapi, mereka tidak memperlambat pencernaan di lambung.
Melambatnya pencernaan sebenarnya dapat menjadi efek positif.
Serat dalam buah membuat kita merasa kenyang untuk jangka waktu yang lebih lama, membantu mengonsumsi lebih sedikit kalori.
Mitos 3: Waktu paling optimal untuk mengonsumsi buah adalah 6 jam setelah bangun darii tidur.
Sistem pencernaan perlu 'diaktifkan kembali' seiring berjalannya hari.
Kalim ini mempercayai laju metabolisme menurun sekitar tengah hari, karenanya mengonsumsi makanan yang kaya gula, seperti buah-buahan, meningkatkan kadar gula darah - 'mengaktifkan' sistem pencernaan.
Faktanya: Tidak perlu 'mengaktifkan kembali' sistem pencernaan. Sistem pencernaan dapat mencerna makanan setiap saat sepanjang hari, dengan atau tanpa buah.
Meskipun mengonsumsi makanan dalam jumlah besar mungkin menyebabkan tubuh mengalihkan lebih banyak aliran darah ke organ pencernaan untuk sementara waktu, hal ini tidak memengaruhi laju metabolisme.
Baca Juga: Healthy Move, 10 Cara Agar Kita Termotivasi Rajin Berolahraga
Sedangkan untuk klaim buah-buahan harus dikonsumsi pada sore hari jangan dianggap serius. Japan pun mengonsumsi buah-buahan baik untuk kita.
Mitos 4: Tidak dianjurkan mengonsumsi buah-buahan sebelum tidur.
Ironisnya, mitos ini bertentangan dengan mitos sebelumnya.
Beberapa orang berpendapat bahwa konsumsi buah sebelum tidur meningkatkan kadar gula darah. Karena tubuh tidak punya waktu untuk menstabilkan kadar gula darah sebelum tidur, ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Faktanya: Tubuh tidak lalu berubah dari membakar kalori menjadi menyimpannya sebagai lemak saat tertidur.
Kita masih membakar kalori untuk mempertahankan fungsi tubuh saat tidur. Juga tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mengonsumsi buah-buahan pada waktu-waktu tertentu dalam sehari menyebabkan kenaikan berat badan.
Namun, ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa konsumsi 2 porsi buah dan banyak sayuran sepanjang hari dapat menurunkan persentase lemak dan menurunkan kemungkinan peningkatan berat badan.
Mengganti makanan lain dengan buah dan sayuran adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan jika ingin menurunkan berat badan.
Ini adalah cara yang efisien untuk memenuhi semua kebutuhan zat gizi Anda, juga memiliki asupan kalori yang seimbang.
Baca Juga: Psikolog Sebut Amber Heard Alami Borderline Personality Disorder, Apa Itu?
Mitos 5: Sebaiknya tidak mengonsumsi buah jika menderita diabetes.
Tidak boleh mengonsumsi makanan tertentu jika menderita diabetes karena mereka "terlalu manis" adalah mitos yang umum.
Memang beberapa buah mengandung lebih banyak gula daripada yang lain, tetapi bukan berarti penyintas diabetes tidak boleh mengonsumsinya.
Faktanya: Yang dikhawatirkan adalah karena buah-buahan mengandung gula, mereka meningkatkan kadar glukosa darah penyintas diabetes.
Namun, sebagian besar buah memiliki indeks glikemik rendah hingga sedang, sehingga tidak menyebabkan peningkatan tajam kadar glukosa darah dibandingkan dengan makanan yang mengandung karbohidrat, seperti produk roti putih atau roti olahan.(*)
Baca Juga: Sakit Perut Muncul Saat Menjalani Puasa, Ini yang Harus Dilakukan
Source | : | Mountelizabeth-buah |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar