GridHEALTH.id - Program vaksinasi Covid-19 dengan PeduliLindungi terbilang sukes.
Karenanya untuk mengulang kesuksesakan program vaksinasi lainnya, program vaksinasi pada bayi, balit, dan anak pun akan dimasukan dalam PeduliLindungi.
Jadi pendataan imunisasi anak tidak lagi dilakukan manual, melainkan langsung tersimpan di aplikasi PeduliLindungi.
“Terkait dengan imunisasi, kami akan melakukan digitalisasi penuh, sehingga semua anak-anak yang nanti kita lakukan imunisasi akan terekam individunya,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (12/5/2022).
Menkes menilai upaya digitalisasi data imunisasi ini akan memudahkan orang tua untuk mengakses data imunisasi anak setiap saat, bahkan sampai belasan tahun kedepan tanpa perlu khawatir hilang, tercecer ataupun rusak, seperti kartu atau buku KIA yang selama ini digunakan untuk mencatat data imunisasi anak.
“Setiap anak akan memiliki sertifikat elektronik yang disimpan secara digital, jadi kalau sewaktu-waktu dibutuhkan, baik 15 tahun lagi atau 20 tahun lagi, data itu tetap tersimpan dengan aman di Kementerian Kesehatan,” tuturnya, dilansir dari SehatNegeriku (13/05/2022).
Pentingnya Imunisasi Anak
Ketahuilah, pemberian imunisasi yang terlambat atau tidak lengkap kepada anak menjadi salah satu hambatan dalam upaya meningkatkan kekebalan anak.
Plt. Dir. Pengelolaan Imunisasi, Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine mengatakan, dilansir dari SehatNegeriku (11/04/2022), imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit.
Baca Juga: Bangga, Aplikasi PeduliLindungi Digunakan di Eropa, Walau Dituding Langgar HAM oleh Amerika
Sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
“Imunisasi dasar lengkap saja belum cukup memberikan perlindungan terhadap PD3I (Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) karena beberapa antigen memerlukan besar atau pemberian dosis lanjutan pada usia 18 bulan, usia anak sekolah dan usia dewasa. Sehingga sekarang tidak hanya mengejar imunisasi dasar lengkap tapi juga mengejar imunisasi rutin lengkap,” katanya pada konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia secara virtual di Jakarta, Senin (11/4).
Dalam artikel Ikatan Doker Anak Indonesia (idai.or.id) disebutkan untuk mencapai kadar perlindungan maka imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Jadwal imunisasi terbagi atas jadwal imunisasi dasar dan jadwal imunisasi ulangan.
Ada yang cukup satu kali imunisasi, ada yang memerlukan beberapa kali imunisasi dan bahkan pada umur tertentu diperlukan ulangan imunisasi.
Jadwal imunisasi tersebut dibuat berdasarkan rekomendasi WHO dan organisasi profesi yang berkecimpung dalam imunisasi setelah melalui uji klinis.
Oleh karena itu, jika ada imunisasi yang belum diberikan sesuai jadwal yang seharusnya, atau imunisasi tertunda, imunisasi harus secepatnya diberikan atau dikejar.
Adapun jenis imunisasi rutin lengkap terdiri dari ;
1. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Usia 0-11 bulan :
• HB0 1 dosis
Baca Juga: Anak 8 Tahun Meningal Probable Hepatitis Akut, Suka Makan Mi Instan dan Minun Soda
• BCG 1 dosis
• DPT-HB-Hib 3 dosis
• Polio tetes (OPV) 4 dosis
• Polio suntik (IPV) 1 dosis
• Campak Rubela 1 dosis
2. Imunisasi Lanjutan Baduta pd anak usia 18-24 bulan :
• DPT-HB-Hib 1 dosis
• Campak Rubela 1 dosis
3. Imunisasi Lanjutan Anak Sekolah Dasar/sederajat pd Program Tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
• Campak Rubela dan DT pd anak kls 1
• Td pada anak kls 2 dan 5.(*)
Baca Juga: Hepatitis Akut Misterius Berpotensi Jadi Pandemi? Ini Jawaban Ahli
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar