Baca Juga: Sex Pillow, Bantal Bisa Membuat Posisi Sanggama Jadi Lebih Nyaman
Seorang Ahli Diet Rebecca Gawthorne, dari Sydney, Australia menjelaskan dalam instagram miliknya, bahwa Kecoklatan pada alpukat adalah reaksi kimia alami yang disebut oksidasi yang terjadi ketika potongan alpukat terkena oksigen di udara.
Jadi, meskipun tidak sedap dipandang, alpukat yang berwarna cokelat tetap aman untuk dikonsumsi.
Jangan Rusak Manfaat Avokad
Untuk avokad baiknya jangan direndam dan disimpan di kulkas.
Avokad akan baik dikonsumsi saat masih segar dan matang.
Dilansir dari Kompas.com, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa avokad yang dikenal sebagai mentega alami ini memiliki kandungan yang dapat melawan salah satu penyakit paling berbahaya di dunia.
Penyakit itu adalah Leukemia Mieloid Akut (Acute Myeloid Leukemia –AML).
AML salah satu jenis kanker yang menurut American Cancer Society diperkirakan akan membunuh lebih dari 10.000 orang di 2015.
Setengah dari jumlah tersebut adalah kasus yang baru saja didiagnosa.
Baca Juga: Pfizer Jual Murah Obat Paten dan Vaksinnya ke 45 Negara Miskin, Ada Apa?
Profesor Paul Spagnuolo dari Canada mengatakan, bahwa lipid dalam alpukat yang disebut avocatin B mampu menyasar sel induk leukemia tanpa merusak sel-sel lain yang sehat.
“Ini hal yang menyenangkan untuk diteliti di laboratorium kami,” ujarnya.
“Bukan hanya avocatin B mampu menghilangkan AML, tapi tepat sasaran dan efeknya yang selektif membuat racun di dalam tubuh berkurang.
Saat ini tidak banyak obat yang dijual di pasaran untuk AML, kanker yang bisa membuat sel induk darah menjadi abnormal, yang kemudian berkembang di dalam sumsum tulang, mendorong keluar sel-sel sehat, dan menyebabkan infeksi yang seringkali fatal.
Karena itu, diharapkan dari penelitian ini, alpukat bisa menjadi obat baru yang lebih baik untuk melawan AML.
Meski masih dalam taraf penelitian lanjutan, banyak ahli yang menyarankan pada penderita kanker, juga kanker darah untuk rutin mengonsumsi avokad.
Begitu juga bagi mereka yang sehat.(*)
Baca Juga: Malnutrisi Pada Pasien Rawat Inap Cenderung Tinggi di Indonesia, Ini Penyebabnya
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar