GridHEALTH.id – Penyakit kardiovaskular oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebut sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia.
Pada tahun 2019 saja, ada sekitar 17,9 juta orang yang meninggal dunia karena penyakit kardiovaskular ini. Melansir WHO.int, penyakit kardiovaskular adalah sekelompok gangguan jantung dan pembuluh darah.
Penyakit kardiovaskular di antaranya penyakit jantung koroner, serebrovaskular, arteri perifer, jantung rematik, dan penyakit jantung bawaan.
Penyakit kardiovaskular yang sudah parah, dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Mencegah penyakit kardiovaskular lebih baik dilakukan daripada mengobatinya. Penelitian terbaru menemukan cara yang mudah untuk mengurangi risiko penyakit tersebut.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di eLife, peneliti menemukan bahwa makan sebutir telur setiap hari dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Walaupun telur makanan dengan kandungan kolesterol yang tinggi, tapi ada banyak juga kandungan nutrisi penting di dalamnya.
Penelitian yang diterbitkan di Journal Heart pada 2018 lalu, yang melibatkan setengah juta orang dewasa di China menemukan bahwa orang yang makan telur setiap hari, punya risiko penyakit jantung dan stroke yang jauh lebih rendah.
“Beberapa penelitian telah melihat peran metabolisme kolesterol plasma dalam hubungan antara konsumsi telur dan risiko penyakit kardiovaskular, jadi kami ingin membantu mengatasi kesenjangan ini,” kata Lang Pan, MSc, dari Departemen Epidemiologi dan Biostatistik Universitas Peking, Beijing, dikutip dari News Medical & Science, Selasa (31/05/2022).
Baca Juga: Tekanan Darah Tinggi Jadi Lima Besar Faktor Risiko Beban Penyakit
Pan dan timnya melakukan seleksi 4,778 partisipan dari China Kadoorie Biobank. Ditemukan 3,401 orang mempunyai penyakit kardiovaskular dan 1.377 lainnya tidak.
Mereka menggunakan teknik resonasi magnetik nuklir yang ditargetkan untuk mengukur 225 metabolit dalam sampel plasma yang diambil dari darah peserta.
Dari sampel tersebut, mereka mengindentifikasi 24 yang terkait dengan tingkat konsumsi telur yang dilaporkan secara langsung oleh partisipan.
Hasilnya menunjukkan, orang yang makan telur dalam jumlah sedang mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi dalam darah.
Kandungan protein dalam darah itu disebut dengan apolipoprotein A1, blok yang meningkatkan high-density lipoprotein (HDL) atau yang dikenal dengan kolesterol baik.
Kelompok ini mempunyai molekul HDL yang lebih besar dalam darah mereka, yang bisa membantu membersihkan tumpukan kolesterol dari pembuluh darah.
Selain itu, molekul HDL juga dapat melindungi dari penyumbatan yang bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Para peneliti selanjutnya mengidentifikasi 14 metabolit yang terkait dengan penyakit jantung.
Mereka menemukan, partisipan yang makan lebih sedikit telur mempunyai tingkat metabolit bermanfaat yang lebih rendah, dibandingkan dengan yang rutin mengonsumsinya setiap hari.
Baca Juga: Harapan Menjanjikan Penanganan Kasus Kardiovaskular juga Kanker Prostat di Era Modern
“Bersama-sama, hasil kami memberikan penjelasan potensial tentang bagaimana makan telur dalam jumlah sedang dapat membantu melindungi terhadap penyakit jantung,” kata Canqing Yu, Profesor di Departemen Epidemiologi dan Biostatistik Universitas Peking.
Lebih lanjut ia mengatakan, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi telur dan risiko penyakit kardiovaskular.
Profesor lain dari kampus yang sama, Liming Li mengatakan bahwa studi ini memiliki implikasi menjadi pedoman diet nasional di negeri Tirai Bambu itu.
“Pedoman kesehatan saat ini di China menyarankan makan satu telur setiap hari, tetapi data menunjukkan bahwa konsumsi rata-rata lebih rendah dari ini,” ujarnya.
“Pekerjaan kami menyoroti perlunya lebih banyak strategi untuk mendorong konsumsi telur moderat di antara populasi, untuk membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular secara keseluruhan,” pungkasnya.
Baca Juga: Jangan Begadang, Ini Manfaatnya Tidur di Bawah Jam 10 Malam, Bebas Penyakit Jantung
Source | : | who.int,News Medical |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar