Setiap makanan mengandung 500 kalori dan 17 gram lemak, dan salah satu porsi makan dipasangkan dengan minuman manis.
Selama penelitian, peserta studi ditempatkan di ruang kalorimeter, yaitu ruangan yang dapat mengukur aktivitas, oksigen, karbon dioksida, temperatur, dan tekanan untuk mengetahui pengeluaran energi dan pengolahan nutrisi oleh tubuh.
Hasilnya, saat peserta diberi satu porsi makanan dengan minuman manis, terjadi penurunan oksidasi lemak dalam tubuh, yaitu sebuah proses penting dalam pembakaran lemak.
"Kami terkejut dengan dampak minuman manis pada metabolisme saat dipasangkan dengan makanan berprotein tinggi," kata pemimpin penelitian Shanon Casperson, Ph.D., ahli biologi penelitian di Pusat Penelitian Nutrisi Manusia di Grand Forks AS.
"Kombinasi ini juga meningkatkan keinginan makan makanan gurih dan asin selama empat jam setelah makan."
Studi tersebut menunjukkan bahwa memasangkan minuman manis dengan makanan tinggi protein dapat mempengaruhi asupan dan keseimbangan energi.
"Di sisi asupan, energi tambahan dari minuman manis tidak membuat orang merasa lebih kenyang," kata Casperson.
Baca Juga: Penyintas Hipertensi Wajib Tahu, 11 Jenis Golongan Obat Anti Hipertensi
"Di sisi pengeluaran, kalori tambahan dari minuman manis tidak mudah dikeluarkan tubuh dan justru menyebabkan penurunan pembakaran lemak.”(*)
Baca Juga: 5 Cara Rasa Sakit Emosional Lebih Buruk Dari Rasa Sakit Fisik
Artikel ini telah publish di nakita.id, dengan judul; Hindari Mengonsumsi Minuman Manis saat makan Daging, Ini risikonya
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar