GridHEALTH.id - Belakangan media sosial sedang diramaikan oleh video yang memperlihatkan seorang balita memakai behel atau kawat gigi.
Video balita pakai behel pertama kali diunggah di TikTok, pada Minggu (24/7/2022), oleh orangtua balita itu.
Kolom komentar pun dibanjiri oleh kritikan dari para netizen dan menyayangkan mengapa anak sekecil itu harus sudah memakai behel.
"Bahaya banget ini," tulis seorang pengguna TikTok.
"Ku puter berkali-kali berharap itu behel edita apa filter gitu. Emaknya punya masalah apa sih?" tulis pengguna TikTok yang lainnya.
Seperti yang diketahui, behel merupakan alat yang digunakan untuk memperbaiki masalah pada gigi.
Bahaya anak balita pakai behel
Dokter Spesialis Gigi Anak dari RS Puri Cinere, drg. Annisa Rizki Amalia, Sp.KGA mengatakan bahwa anak mempunyai fase perkembangan rahang dan gigi geligi, susunan gigi di atas linggir tulang rahang.
"Di mana gigi susu yang tadinya rapat-rapat, akhirnya akan merenggang seiring pertumbuhan rahang si anak. Jadi semakin besar usia, rahang anak semakin berkembang. Sehingga gigi akan semakin jarang-jarang," kata dokter Annisa kepada GridHEALTH, Selasa (26/7/2022).
Baca Juga: Karang Gigi Jangan Dibiarkan Menumpuk, Ini 4 Bahaya yang Mengintai
Dokter Annisa mengingatkan, pemasangan behel tak boleh dilakukan sembarangan dan harus dengan dokter gigi secara profesional.
Ia menegaskan, bahwa pemasangan behel pada balita tidak diperbolehkan. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan rahang dan giginya.
Apabila masih balita, gigi susu anak yang renggang tidak masalah dan merupakan hal yang wajar untuk persiapan gigi tetap.
"Kenapa semakin renggang? Karena ada pertumbuhan wajah dan rahang di sana. Untuk nantinya sebagai temapt gigi tetap tumbuh, di mana gigi tetap ini ukurannya dua kali lebih besar daripada gigi susunya anak-anak," ujarnya.
Behel sebaiknya tidak dipasangkan kepada balita, karena dapat mengganggu pertumbuhan gigi, wajah, dan rahang anak.
"Belum lagi masyarakat pun tahu, penggunaan behel itu rasanya tidak nyaman," kata dokter yang juga suka membagikan edukasi kesehatan di Instagram @senyumsikecil.
"Orang-orang yang baru saja menggunakan behel, itu biasanya rasanya sakit, ngilu pada rahang, pegal-pegal, gigi juga terasa sakit karena ditarik, dan mudah sariawan," sambungnya.
Penggunaan behel saat masih balita, akan menyebabkan anak sulit untuk makan dan berbicara.
Apalagi jika setelah dipasangkan behel, anak merasakan sakit dan terdapat sariawan di mulutnya.
Baca Juga: Hati-hati Gigi Rusak, Hindari Konsumsi 5 Makanan dan Minuman Ini
Kapan anak boleh memakai behel?
Behel sendiri terdiri dari beberapa jenis di antaranya ada yang bersifat preventif, interseptif, dan korektif.
"(Behel) ada yang jenisnya untuk memicu pertumbuhan rahang sebagai preventif, ada yang untuk memperbaiki rahang tapi belum bermasalah banget jadi baru awal-awal, namanya interseptif," kata dokter Annisa.
"Ada juga yang korektif. Nah, kalau yang korektif kita tahu sebagai behel, titik-titik warna-warni," tambahnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa yang sifatnya preventif atau interseptif bertujuan untuk memperbaiki kebiasaan buruk dan pertumbuhan rahang sepertinya sudah salah.
Dokter Annisa mengingatkan, pemasangan behel pada anak baru bisa dilakukan ketika gigi dewasa atau tetapnya sudah mulai tumbuh.
Orangtua disarankan rutin membawa anak ke dokter gigi, untuk mengontrol kondisi pertumbuhan dan kondisi gigi buah hati.
"Jadi minimal kontrol rutin ke dokter gigi anak, enam bulan sekali. Jadi untuk lihat apakah anak sudah perlu behel kah, perlu interseptif kah, jadi jika belum bermasalah, rahangnya sudah mulai, kita (lakukan) interseptif," pungkasnya.
Memasang behel pada gigi anak balita bukan hal yang tepat dilakukan, karena dapat mengganggu pertumbuhan rahang dan gigi tetap.
Behel atau kawat gigi, baru bisa digunakan ketika anak sudah memiliki gigi tetap atau gigi dewasa dan harus dilakukan dengan dokter gigi profesional. (*)
Baca Juga: Inilah 3 Efek Samping Menelan Pasta Gigi Bagi Kesehatan Anak
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar