GridHEALTH.id - Tekanan darah tinggi adalah penyakit berbahaya, sebabkan kematian, yangpenyebabny abukan infeksi virus atau pun bakteri.
Tekanan darah tinggi disebut dalam bahasa medis hipertensi, yaitu sebuah kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran, dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang.
Tekanan darah tinggi yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak (plak) yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner.
Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi (energi) bagi jantung.
Jika sampai terjadi, akibatnya pasokan zat-zat penting (esensial) bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu.
Karenanya, penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke.
Asal tahu saja, ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal.
Ini disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan.
Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba.
Hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia (WHO) menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Ini yang Dimaksud Belum Solid Prihal Virus Langya, Alasan Indonesia Wajib Waspada
Adapun gejala tekanan drah tinggi, bagi sebagian penderita tidak merasakan apapun. Inilah mengapa tekanan darah tinggi berbahaya sekali.
Namun demikian ada beberap agejala yang bisa diwaspadai, sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi berdasarkan Etiologi, dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, yaitu:
* Hipertensi Primer/Hipertensi Essensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik). Penyebab yang belum jelas atau diketahui tersebut sering dihubungkan dengan faktor gaya hidup yang kurang sehat.
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang paling banyak terjadi, sekitar 90% dari kejadian
hipertensi (Yanita, 2017).
* Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Essensial
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit ginjal, kelainan hormonal, atau penggunaan obat tertentu.
Bagaimana Terjadinya Tekanan Darah Tinggi?
Baca Juga: Setelah AS, Kini Kanada Izinkan Vaksin Moderna Untuk Usia 5 Tahun Kebawah
* Mekanisme Terjadinya Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh Angiostencin Converting Enzyme (ACE).
ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiostensinogen yang diprodoksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiostensin I. Oleh
ACE yang terdapat di paru, angiostensin I diubah menjadi angiostensin II.
Angiostensi II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus.
Baca Juga: Posisi Seks Aman Saat Hamil Muda, Tidak Takut Keguguran, Terpuaskan
ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan keluar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolitasnya.
Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormone steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.
Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.(*)
Baca Juga: Supaya Perkembangan Janin Tidak Terganggu, 5 Makanan Ini Harus Ibu Hamil Hindari
Source | : | P2PTM.Kemkes-darahtinggi,PoltekesMedan-darahtinggi |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar