Baca Juga: 9 Penyakit Tersembunyi Dibalik Bibir Pecah-pecah, dari Jamur Hingga Alergi Obat
- Penebalan kulit, menghasilkan tekstur kulit jeruk
Meski jarang, pria juga bisa terkena kanker payudara. Gejala yang paling umum dari kanker payudara pria adalah benjolan, keluarnya cairan atau lesung.
Studi menunjukkan bahwa pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur dapat membantu mendeteksi kanker payudara sejak dini.
Tetapi sangat disarankan untuk menambahkan pemeriksaan payudara rutin tahunan ke dokter tanpa menunggu perubahan pada payudara. n atau kelainan.
“Sebagian besar kanker payudara ditemukan selama aktivitas sehari-hari seperti mandi, menggunakan deodoran atau bahkan menggaruk,” kata Therese Bevers, M.D., direktur medis dari Cancer Prevention Center di Universitas Texas di Austin, Texas, Amerika Serikat.
Bevers menyarankan wanita untuk segera menemui dokter jika mereka memiliki satu atau lebih gejala kanker payudara, tidak peduli seberapa ringan kelihatannya.
"Anda tidak perlu menunggu ukuran atau tingkat keparahan gejala tertentu untuk diperiksa. Semakin dini kanker payudara terdeteksi, semakin baik peluang kita untuk berhasil mengobatinya," kata Bevers.
Dan kita tidak boleh mengabaikan gejala hanya karena payudara kita tidak sakit. “Nyeri jarang merupakan gejala kanker payudara,” imbuh Bevers.
Kurangi risiko kanker payudara dengan deteksi dan pencegahan dini
Berbicara mengenai kanker payudara, deteksi dini sangat penting, juga mengurangi risiko kita. Ada beberapa pilihan gaya hidup sehat yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko kanker payudara.
1. Tetap menjaga berat badan setelah menopause. Pertahankan berat badan yang sehat dan jumlah lemak tubuh yang rendah. Makan makanan yang sehat dapat membantu.
2. Bergerak aktif dan kurangi duduk. Lakukan olahraga rutin untuk setidaknya 150 menit aktivitas fisik sedang atau 75 menit setiap minggu. Lakukan latihan kekuatan setidaknya dua hari seminggu.
Baca Juga: Membersihkan Karang Gigi Sekarang Gratis Ditanggung BPJS, Simak Layanan Gratis Soal Gigi Lainnya
Baca Juga: Waspada 5 Penyakit yang Bisa Membuat Libido Seks Turun, Segera Tangani
3. Hindari alkohol. Jika kita minum alkohol, batasi diri untuk satu gelas minuman per hari jika seorang wanita, dan duagelas minuman per hari jika seorang pria.
4. Niatkan pemberian ASI. Cobalah untuk menyusui secara eksklusif selama enam bulan setelah melahirkan, dan lanjutkan bahkan ketika makanan lain (MPASI/makanan pendamping ASI) mulai diperkenalkan.
Menyusui merupakan salah satu faktor hormon yang dapat dimodifikasi dan berhubungan dengan penurunan risiko kanker payudara.
Wanita yang menyusui memiliki risiko kanker payudara yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui.
5. Kelola hormon secara alami. Jika kita sedang mengalami menopause dan mencoba mengendalikan gejalanya, cobalah metode non-hormonal sebelum beralih ke terapi penggantian hormon.
6. Lakukan pemeriksaan tahunan untuk payudara. Selain membuat pilihan gaya hidup sehat, dapatkan pemeriksaan skrining kanker payudara secara teratur. Pemeriksaan skrining dapat mendeteksi kanker sejak dini, saat paling mudah untuk diobati.
Baca Juga: Polip Rahim Bisa Menganggu Kesuburan, Ini Gejala dan Cara Mengatasinya
Baca Juga: Healthy Move, Latihan yang Direkomendasikan Untuk Leher Menggelambir
Baca Juga: Para Pria Wajib Mencoba Kunyaza, Teknik Permainan Seks dari Afrika Bikin Wanita Orgasme Berulangkali
Wanita usia 25 hingga 39 tahun harus mempertimbangkan pemeriksaan payudara klinis setiap satu hingga tiga tahun.
Wanita 40 dan lebih tua harus mendapatkan pemeriksaan payudara tahunan dan mammogram skrining. (*)
Source | : | National Breast Cancer Foundation,GridHEALTH.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar