Akibatnya, korban maupun orangtua anak korban kekerasan seksual justru menyalakan diri sendiri atas kejadian yang dialami.
6. Korban hamil hingga merasa malu
Sejumlah perempuan maupun anak yang mengalami kekerasan seksual, berujung hamil.
"Biasanya diisolir, sudah sekolahnya berhenti, dipindahkan rumahnya sampai nanti dia lahiran orang nggak tahu. Karena ada rasa malu dari korban dan keluarga," kata dokter Baety.
Fasilitas rumah sakit kurang memadai
Dalam kesempatan ini, dokter Baety juga menyoroti fasilitas pemeriksaan di rumah sakit bagi korban kekerasan seksual yang belum memadai.
Disebutkan lebih lanjut, masih ada fasilitas kesehatan yang ruang pemeriksaannya digabung dengan pasien lain dan ini tentu berdampak pada korban.
"Penting juga kita menjaga kenyamanan dari korban. Kalau korban datang ke rumah sakit, kemudian diperiksa dalam ruangan yang mungkin di IGD bersama yang lain, itu susah juga," terangnya.
"Dia susah diperiksa karena malu, nanti dilihat yang lain, ketahuan," sambungnya.
Idealnya fasilitas kesehatan mempunyai ruangan sendiri, agar privasi korban kekerasan seksual bisa tetap terjaga.
Terakhir, ia juga berharap agar lebih banyak tersedia hotline yang bisa dihubungi untuk melaporkan kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak. (*)
Baca Juga: Proses dan Efek Samping Hukuman Kebiri Kimia Bagi Pelaku Kekerasan Seksual
Source | : | media briefing |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar