Hingga akhirnya, ia justru dinyatakan mengidap HIV.
"Akhirnya disarankan untuk tes VCT (voluntary counselling and testing). Awalnya masih sangat awam dengan HIV," ujar Meli dalam Active Case Finding (ACF), belum lama ini.
Hasil VCT menunjukkan Meli mengidap HIV stadium 3 dan bukan hal mudah bagi Meli mendapatkan kenyataan ini.
Semangat hidupnya menurun hingga berat badan Meli yang tadinya 45 kg turun drastis hingga menyentuh angka 28 kg.
"Bahkan saya sampai lumpuh. Badan sisa tulang doang. Saya sudah pakai kursi roda," kenang Meli.
Bukan hanya itu saja, keinginan Meli untuk bunuh diri pun sempat terlintas di benaknya.
Namun, ia mengaku sekuat tenaga untuk bangkit.
Hingga pada akhirnya, Meli menjalani terapi Antiretrovial (ARV) pada tahun 2020 silam.
Jika tidak ditindak dengan terapi ARV, infeksi HIV kronis ini akan terus tumbuh hingga 10 tahun ke depan.
Melalui pengobatan ARV, pengidap HIV mampu mempertahankan risiko penularan virus yang rendah, meskipun melakukan aktivitas seksual kepada orang dengan negatif HIV.
Menjadi seorang pengidap HIV ini juga tak mudah untuk bisa terbuka dengan keluarga.
Baca Juga: Kisah Jimmy, Penyandang HIV/AIDS yang Sempat Putus Asa dan Akhirnya Jadi Relawan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar