GridHEALTH.id - Kondisi kesehatan pemain sepak bola legendaris asal Brasil, Pele semakin tesorot.
Pemain sepak bola legendaris tersebut sempat dirawat di rumah sakit Sao Paulo sejak 29 November 2022 silam.
Tim medis menyebutnya untuk evaluasi ulang perawatan kemoterapi, yang Pele lakukan sejak menjalani operasi pengangkatan tumor usus besar pada September 2021.
Melansir dari Kompas.com, dokter juga mendiagnosisnya infeksi pernapasan.
"Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk pemulangannya, (tapi) kondisi klinis pasien terus membaik, terutama infeksi pernapasan," kata pihak rumah sakit, dikutip dari kantor berita AFP.
Putrinya mengatakan di media sosial bahwa dia akan menghabiskan Natal di Rumah Sakit Israelta Albert Einstein.
Dilansir dari BBC pada Kamis (22/12/2022), pihak rumah sakit tempat pria berusia 82 tahun itu dirawat mengatakan penyakit kanker Pele terpantau terus berkembang.
Dikabarkan kanker yang dideritanya menyebar.
"Sejak 29 November untuk penilaian ulang terapi kemoterapi untuk tumor usus besar dan pengobatan infeksi pernapasan."
"Edson Arantes do Nascimento (Pele) menunjukkan perkembangan penyakit onkologis dan membutuhkan perawatan yang lebih besar terkait disfungsi ginjal dan jantung," kata pihak Rumah Sakit Israelita Albert Einstein yang dikutip dari BBC, Jumat (22/12/2022).
Putri Pele, Kely Nascimento, mengatakan melihat kondisi ayahnya yang masih dirawat mengatakan telah membatalkan rencana Natal di rumahnya.
Baca Juga: Ketahui Cara Lain Mengobati Kanker Usus Tanpa Harus Dioperasi
Ia dan keluarganya memutuskan agar ayahnya tetap dirawat di rumah sakit.
"Natal kami di rumah telah ditangguhkan," tulis putri Pele, Kely Nascimento, di Instagram.
"Kami memutuskan dengan para dokter bahwa, karena berbagai alasan, akan lebih baik bagi kami untuk tinggal di sini (rumah sakit) dengan semua perhatian yang diberikan keluarga baru di RS Einstein ini kepada kami," jelas Kely.
Sebelumnya, kondisi Pele justru sudah menunjukkan hasil yang lebih baik.
Saat itu, disebutkan bahwa Pele dalam keadaan sadar dan tanda-tanda vital yang sudah stabil.
Keganasan Kanker
Kanker adalah keganasan yang perlu mendapatkan penanganan medis segera.
Sebab jika dibiarkan tanpa penanganan, kanker bisa menyebar ke organ lain (metastasis) dan mengancam nyawa.
Istilah metastasis memiliki arti bahwa kanker telah menyebar ke luar organ atau jaringan dari tempat kanker pertama kali muncul.
Sel kanker tersebut biasanya menyebar melalui darah atau kelenjar getah bening.
Penyebaran sel kanker terjadi dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Tumbuh ke dalam atau menyerang jaringan sehat di sekitarnya
Baca Juga: Hati-hati Pekerja Shift Malam Berisiko Mengalami Kanker Usus
2. Bergerak melewati dinding kelenjar getah bening terdekat atau pembuluh darah.
3. Bergerak menuju sistem aliran getah bening dan darah ke bagian tubuh lain, kemudian berhenti di pembuluh darah kecil, tempat yang jauh dari lokasi awal munculnya kanker.
4. Kanker akan menyerang dan menembus dinding pembuluh darah, lalu bergerak ke jaringan sekitarnya dan membentuk tumor baru.
5. Kanker yang sudah menyebar akan membentuk pembuluh darah baru guna menciptakan suplai darah sehingga sel dan jaringan kanker bisa terus tumbuh.
Kanker dapat menyebar ke bagian tubuh mana saja tergantung dari lokasi awal tumor itu berasal.
Apakah Kanker yang Menyebar Bisa Diobati?
Begitu kanker sudah menyebar atau mengalami metastasis, kondisi ini akan sulit untuk diobati.
Kendati beberapa jenis kanker metastatik dapat disembuhkan dengan beberapa pengobatan yang ada saat ini, tetapi kebanyakan tidak bisa disembuhkan.
Pengobatan tersebut bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat pertumbuhan kanker, meredakan gejala yang muncul, dan memperpanjang usia hidup pasien.
Pengobatan bergantung pada jenis kanker primer, lokasi penyebaran, perawatan yang pernah dilakukan sebelumnya, dan bagaimana kondisi kesehatan saat ini.
Jenis perawatan dan pengobatannya meliputi kemoterapi dan terapi lain, seperti terapi radiasi, prosedur pembedahan, dan ablasi.(*)
Baca Juga: Kondisi Terkini Kesehatan Vladimir Putin yang Ternyata Mengidap Penyakit Parkinson
Source | : | Halodoc.com,Kompas.com,Alodokter.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar