Mencegah stunting sejak dini dapat dilakukan ketika seorang wanita menikah dan berencana mempunyai anak.
Seorang wanita sebaiknya memerhatikan kondisinya sendiri terlebih dulu, mulai dari kondisi fisik, mental, hingga kebutuhan gizinya.
Dilihat apakah sebelum menikah dan hamil, calon ibu memang mengalami kurang gizi atau anemia.
“Perlu jadi catatan, dari Riskesdas 2018, 1 dari 2 ibu hamil mengalami anemia,” kata dokter Raissa.
Anemia merupakan kondisi jumlah sel darah merah yang berada di bawah rata-rata, akibat hemoglobin atau protein yang kaya akan zat besi kurang.
Padahal, hemoglobin berperan untuk mengalirkan oksigen dan zat-zat nutrisi ke seluruh tubuh.
“Jadi kalau anemia hemoglobinnya kurang, yang ada zat gizi yang mengalir ke janin itu nggak maksimal. Anaknya bisa jadi lahir kecil, pendek, anemia juga. Jangan sampai ibu hamil ini jadi anemia,” tuturnya.
Oleh karena itu, bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan darah, maka selama kehamilan setidaknya mengonsumsi 90 tablet tambah darah (TTD).
Selain itu, tentu juga perlu memenuhi kebutuhan gizi karena kondisi saat dan sebelum hamil berbeda. Ketika mengandung, maka energi yang dibutuhkan lebih banyak untuk menunjang metabolisme ibu dan janin.
Kemudian juga untuk mendukung pertumbuhan janin, pertumbuhan plasenta ibu, dan simpanan energi yang dibutuhkan dalam produksi ASI (air susu ibu).
Untuk mencegah stunting, penanggulangan cacingan pada ibu hamil juga diperlukan segera dan memberikan perlindungan dari penyakit infeksi, seperti malaria. (*)
Baca Juga: Ternyata Mencegah Stunting Pada Anak Bisa dengan Tempe, Makanan Murah Meriah
Source | : | media diskusi |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar