GridHEALTH.id - Mengetahui faktor risiko terjadinya serangan jantung dapat membantu memperkecil kemungkinan kondisi ini terjadi.
Serangan jantung terjadi saat aliran darah ke jantung jumlahnya sangat kurang atau tersumbat. Penyumbatan biasanya disebabkan akibat menumpuknya lemak, kolesterol, dan zat lain di arteri lain.
Saat serangan terjadi, pada sebagian orang muncul gejala sehingga bisa lebih waspada. Tapi, terkadang serangan jantung juga terjadi mendadak tanpa tanda-tanda apapun.
Menurut American Heart Association, jika memahami risiko serangan jantung, maka dapat mengambil langkah pencegahan dengan meningkatkan kesehatan.
Berikut adalah beberapa faktor risiko serangan jantung yang dapat dikontrol dan diwaspadai.
Dilansir dari Texas Heart, kolesterol yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama masalah pada jantung.
Kolesterol adalah zat mirip lemak yang ada di dalam darah, bisa ditemukan di semua sel tubuh. Secara alami diproduksi oleh hati dan tambahannya berasal dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Low-density lipoprotein (LDL atau kolesterol jahat) yang terlalu banyak dalam darah bisa membentuk plak di dinding arteri dan menghambat aliran darah, sehingga berisiko terkena serangan jantung.
Seiring berjalannya waktu, tekanan darah yang tinggi dapat merusak arteri yang mengalirkan darah ke jantung.
Kondisi dengan nama lain hipertensi ini, biasanya juga terjadi bersamaan dengan gangguan kesehatan lain seperti obesitas, kolesterol tinggi, atau diabetes yang membuat risikonya semakin tinggi.
Berat badan yang melebihi angka ideal dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, hipertensi, dan diabetes yang menjadi faktor risiko utama penyakit jantung.
Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Terkena Gejala Serangan Jantung?
Tak hanya mengganggu kesehatan paru, merokok juga meningkatkan risiko terjadinya masalah pada jantung.
Pasalnya kebiasaan ini meningkatkan detak jantung, mengencangkan arteri utama, dan dapat membuat waktu detak jantung tidak teratur, sehingga organ tersebut bekerja lebih keras.
Selain itu, merokok juga bisa meningkatkan tekanan darah, yang menjadi faktor risiko utama lainnya.
Meskipun nikotin adalah zat aktif utama dalam asap rokok, tapi ada bahan kimia dan senyawa lain yang juga berbahaya bagi jantung seperti tar dan karbon monoksida.
Orang-orang yang malas bergerak mempunyai risiko lebih besar mengalami serangan jantung dibandingkan yang aktif.
Berolahraga dapat membakar kalori untuk membantu menjaga berat badan ideal. Aktivitas ini juga memperkuat otot jantung dan membuat arteri lebih fleksibel.
Selain kelima faktor tersebut, risiko serangan jantung juga meningkat akibat penyakit yang diidap misalnya diabetes atau autoimun, riwayat dalam keluarga, usia, dan stres yang berat.
Bila sudah mengetahui faktor risikonya, maka langkah-langkah pencegahan seperti dilansir dari Mayo Clini berikut dapat dilakukan.
1. Menjalani gaya hidup sehat: Tidak merokok, menjaga berat badan dengan menerapkan pola makan sehat, rutin berolahraga, dan mengelola stres.
2. Mengatasi masalah kesehatan lainnya: Misalnya jika mempunyai tekanan darah tinggi atau diabetes, disarankan untuk sering check up.
3. Minum obat sesuai arahan yang diberikan oleh dokter. (*)
Baca Juga: Sering Makan Kuah Bersantan? Ini Bahaya Santan Bagi Penderita Hipertensi
Source | : | Mayo Clinic,American Heart Association,Texas Heart |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar