Angka ini kemudian naik hampir dua kali lipat menjadi 50,21 mikrogram per kubik pada Mei 2023. Namun, konsentrasi polutan akan berangsur-angsur menurun setelah melewati musim kemarau.
"Akan menurunkan saat memasuki musim penghujan bulan September - Desember. Hal tersebut terlihat dari tren konsentrasi PM 2,5 tahun 2019 sampai 2023," kata Rahmawati.
Masalah kualitas udara ini bukan hanya jadi pelajaran untuk masyarakat Jakarta saja.
Kualitas udara mengacu pada tingkat polusi atau kebersihan udara di suatu wilayah pada suatu waktu tertentu.
Kualitas udara yang buruk dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia, lingkungan, dan kehidupan secara keseluruhan.
Pemerintah dan lembaga lingkungan di banyak negara mengawasi dan mengukur kualitas udara, dengan menggunakan jaringan pemantauan udara yang mencakup berbagai lokasi di wilayah tersebut.
Data yang diperoleh dari jaringan ini, memberikan informasi tentang tingkat polusi udara dan membantu dalam mengambil keputusan kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Indeks kualitas udara umumnya digunakan untuk memberikan informasi ringkas tentang kualitas udara kepada masyarakat.
Beberapa indeks populer termasuk Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Amerika Serikat, dan Indeks Standar Pencemaran Udara (Air Pollution Index/API) di beberapa negara Asia.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan buruknya kualitas udara.
Berikut adalah beberapa penyebab umum.
Baca Juga: Tips dan Panduan Cara Menjaga Kesehatan saat Kualitas Udara Buruk
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar