GridHEALTH - Bronkitis adalah kondisi peradangan pada saluran pernapasan utama yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, yang dikenal sebagai bronkus.
Secara umum, asap rokok dianggap sebagai penyebab utama bronkitis kronis.
Namun, penting untuk diketahui bahwa ada beberapa faktor penyebab bronkitis yang tidak berkaitan dengan asap rokok.
Dalam artikel ini, kita akan mengungkap beberapa faktor tersembunyi yang perlu diketahui terkait penyebab bronkitis.
Infeksi virus dan bakteri adalah penyebab utama bronkitis akut.
Virus yang paling umum adalah rhinovirus, yang juga menyebabkan pilek.
Infeksi bakteri, seperti Bordetella pertussis (penyebab batuk rejan) dan Mycoplasma pneumoniae (penyebab pneumonia atipikal), juga dapat menyebabkan bronkitis.
Seringkali, infeksi virus atau bakteri ini awalnya menyerang saluran pernapasan atas dan kemudian menyebar ke saluran pernapasan bawah, termasuk bronkus.
Polusi udara dapat menjadi faktor risiko penting dalam pengembangan bronkitis.
Paparan jangka panjang terhadap polusi udara seperti asap kendaraan bermotor, polusi industri, debu, dan zat kimia beracun dapat merusak saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan kronis.
Partikel-partikel polutan yang terhirup dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada bronkus, yang pada gilirannya dapat menyebabkan bronkitis.
Baca Juga: Bayi 11 Bulan Didiagnosis Bronkitis, Sering Terpapar Asap Rokok
Beberapa individu menderita bronkitis yang dipicu oleh reaksi alergi terhadap alergen tertentu.
Misalnya, alergi terhadap serbuk sari, tungau debu, bulu hewan, atau spora jamur dapat memicu peradangan pada saluran pernapasan dan menyebabkan bronkitis.
Selain itu, paparan berkepanjangan terhadap alergen ini dapat memperburuk bronkitis yang sudah ada.
Paparan bahan kimia tertentu dapat menjadi penyebab bronkitis.
Lingkungan kerja yang terpapar bahan kimia beracun seperti asap industri, gas beracun, debu logam, dan zat kimia lainnya dapat merusak saluran pernapasan dan menyebabkan bronkitis.
Para pekerja di sektor industri tertentu, seperti konstruksi, pertambangan, atau manufaktur, seringkali berisiko lebih tinggi mengembangkan bronkitis karena paparan yang berkepanjangan terhadap bahan kimia berbahaya.
Pajanan terhadap asap dapur juga dapat menjadi faktor penyebab bronkitis.
Ketika memasak, terutama dengan menggunakan kayu, batu bara, atau bahan bakar padat lainnya, terjadi pelepasan asap yang mengandung partikel-partikel berbahaya seperti karbon monoksida dan zat kimia lainnya.
Paparan jangka panjang terhadap asap dapur dapat merusak saluran pernapasan dan menyebabkan bronkitis.
Meskipun artikel ini berfokus pada penyebab bronkitis selain asap rokok, penting untuk tetap menyebutkan asap rokok pasif sebagai faktor risiko yang signifikan.
Pajanan terus-menerus terhadap asap rokok yang dihirup oleh perokok pasif dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan peradangan pada bronkus, yang dapat mengakibatkan bronkitis.
Sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi pernapasan yang dapat menyebabkan bronkitis.
Beberapa kondisi yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti:
- HIV/AIDS
- Diabetes
- Penyakit autoimun
- Penggunaan obat imunosupresan
Ketika sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik, tubuh tidak dapat melawan infeksi secara efektif, sehingga meningkatkan risiko bronkitis.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya faktor genetik yang berperan dalam rentan seseorang terhadap bronkitis.
Pola turun temurun gen tertentu dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi pernapasan dan peradangan kronis yang berkontribusi pada pengembangan bronkitis.
Penting untuk diingat bahwa penyebab bronkitis dapat bervariasi dari individu ke individu. Beberapa orang mungkin mengalami bronkitis akut karena infeksi virus sementara yang lain mungkin mengalami bronkitis kronis karena polusi udara atau alergi.
Jika Anda mengalami gejala bronkitis yang mencurigakan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang akurat dan pengobatan yang tepat sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. (*)
Baca Juga: 10 Penyakit Infeksi Sering Terjadi Pada Anak-anak, Orangtua Harus Tahu
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar