GridHEALTH.id - Setelah merayakan Idulfitri, banyak dari kita merasa bahagia dan penuh kenangan indah bersama keluarga serta kerabat terdekat.
Namum, perayaan tersebut seringkali diikuti dengan pola makan yang tidak sehat.
Sehingga, ketika Lebaran usai, risiko gangguan kesehatan seperti diabetes meningkat.
Jelajahi lebih lanjut, apa saja faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan ini setelah merayakan hari raya.
Salah satu penyebab utama diabetes adalah konsumsi makanan tinggi gula dan lemak, selama bulan Ramadan dan saat Idulfitri.
Kue-kue manis, makanan berlemak tinggi seperti rendang dan opor ayam, serta minuman manis sering menjadi menu utama saat kumpul keluarga.
Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan peningkatan risiko resistensi insulin.
Selama bulan Ramadan, aktivitas fisik seringkali berkurang karena kurangnya asupan energi dan rasa lelah akibat berpuasa sepanjang hari.
Namun setelah lebaran, kebiasaan ini umumnya berlanjut, terutama karena banyak orang yang cenderung bersantai setelah perayaan.
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh dan menurunkan sensitivitas insulin, yang merupakan faktor risiko utama diabetes.
Penyebab diabetes selanjutnya setelah Hari Raya adalah bertambahnya berat badan, akibat kurang aktivitas fisik dan konsumsi makanan berlemak.
Baca Juga: Pantangan Makanan Gula Darah Tinggi, Hindari Jenis Makanan Ini Kalau Tak Mau Kambuh
Kenaikan berat badan yang cepat dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, terutama pada orang-orang yang mempunyai faktor genetik.
Pemicu berikutnya akibat stres dan kurang istirahat, karena mempersiapkan lebaran serta aktivitas yang padat.
Stres kronis dapat memengaruhi kadar gula darah dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Selain itu, kurangnya istirahat yang cukup juga dapat mengganggu metabolisme tubuh dan meningkatkan kecenderungan untuk mengonsumsi makanan tidak sehat.
Untuk mengurangi risiko diabetes setelah Lebaran, ada beberapa langkah yang dapat diambil:
Hindari makanan tinggi gula dan lemak, dan prioritaskan konsumsi buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan karbohidrat kompleks.
Tetap aktif dengan rutin berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari.
Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga berat badan dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Temukan cara untuk mengurangi stres, seperti meditasi, yoga, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan dan menyegarkan pikiran.
Pastikan untuk mendapatkan istirahat yang cukup setiap malam agar tubuh memiliki waktu untuk memulihkan diri dan menjaga metabolisme yang sehat.
Periksakan kadar gula darah secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter untuk memantau kesehatan secara keseluruhan. (*)
Baca Juga: Cara Membuat Obat Diabetes Alami dari Buah, Praktis Bisa Pakai Jeruk hingga Buah Naga
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar