Merokok adalah salah satu kebiasaan yang paling berbahaya bagi kesehatan, termasuk dalam meningkatkan risiko stroke.
Kandungan nikotin dalam rokok bisa meningkatkan tekanan darah, sementara bahan kimia lain dalam rokok dapat merusak dinding arteri, membuatnya lebih rentan terhadap penumpukan plak.
Selain itu, merokok juga mengurangi kadar oksigen dalam darah, yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh, termasuk otak.
Jika Anda merokok, upaya untuk berhenti merupakan langkah penting dalam mencegah stroke. Dukungan dari keluarga, teman, atau program berhenti merokok bisa sangat membantu.
Kurangnya aktivitas fisik juga bisa meningkatkan risiko stroke.
Gaya hidup yang tidak aktif, seperti terlalu lama duduk atau jarang berolahraga, dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh, yang berkontribusi terhadap obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes – tiga kondisi yang sangat berhubungan dengan risiko stroke.
Aktivitas fisik yang teratur, seperti jalan kaki, jogging, bersepeda, atau latihan kekuatan, bisa membantu meningkatkan kesehatan jantung dan mengendalikan tekanan darah.
Cobalah untuk melibatkan diri dalam aktivitas fisik selama setidaknya 150 menit per minggu, atau sekitar 30 menit sehari.
Ini tidak hanya baik untuk mencegah stroke, tetapi juga mendukung kesehatan jantung dan sistem tubuh secara keseluruhan.
Mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan kerusakan jantung, serta meningkatkan risiko terjadinya stroke.
Alkohol yang berlebihan juga dapat merusak hati, yang berdampak pada sistem pembekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan di otak (stroke hemoragik).
Baca Juga: Apakah Stroke yang Menyerang Usia Muda Lebih Mudah Disembuhkan?
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar