Find Us On Social Media :

Cara Penyemprotan Disinfektan Terhadap WNI Pulang Dari Wuhan Dicibiri Netizen, Ini Respons Kemenkes

Indonesia kena semprot Rusia masalah penyemprotan disinfektan pada WNI dari Wuhan

GridHEALTH.id - Setelah Menteri Kesehatan Terawan dikritik karena tak kunjung memulangkan warganegara Indonesia (WNI) yang tertahan di Wuhan akibat kasus virus corona, rupanya cibiran dan kritik masih terus berlangsung. 

Baca juga: Fakta, Orang Amerika Ternyata Lebih Takut Virus Influenza Daripada Virus Corona

Cibiran netizen terjadi lagi dan ramai di tweeter saat petugas medis menyemprotkan cairan disinfektan pada warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020).

Sebanyak 238 WNI dari Wuhan tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona.

Para WNI tersebut mendapat perlakuan khusus saat pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Air.

Ketika turun dari pesawat, masing-masing disemprot menggunakan cairan alkohol oleh petugas berpakaian tertutup yang sudah berjejer persis di samping jalur keluar para WNI.

Para WNI terlihat berjalan perlahan, mereka merentangkan kedua tangannya, bahkan ada juga yang terlihat memutar-mutar badannya.

Baca juga: Bayi Baru Lahir Tak Perlu Buru-buru Dimandikan, Ini Alasannya

Tujuannya agar lebih banyak bagian tubuh yang terjangkau oleh cairan yang disemprotkan.

Di media sosial Twitter, banyak yang menanggapi video yang memperlihatkan tindakan penyemprotan ini.

Baca Juga: Milenial Diduga Kurang Minum Air Putih, Padahal Ini Manfaat Air

Sebagian mempertanyakan soal penyemprotan yang dilakukan di ruangan terbuka.

Ada pula yang mempertanyakan karena penyemprotan ini dianggap tidak menjangkau seluruh bagian tubuh.

Menurut Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono dalam konferensi pers, pada Senin (2/2/2020) menyebutkan bahwa penyemprotan disinfektan tersebut bertujuan untuk memenuhi Standar Operasional (SOP) untuk mencegah penyebaran penyakit.

Sayangnya, langkah baik Kementerian Kesehatan RI dalam mencegah penyebaran virus corona malah mendapat kritik pedas oleh warga Rusia.

Dalam sebuah cuitan yang diunggah oleh akun Twitter @russian_market menuliskan bahwa hal yang dilakukan pemerintah Indonesia itu salah.

"They call it disinfection? Indonesia... no words. (Mereka menyebutnya desinfeksi? Indonesia ... aku tidak bisa berkata-kata)," tulis akun tersebut.

Dan masih banyak lagi netizen yang mengomentari, dimana sebagian besar berisi cibiran dan kritikan.

Baca Juga: Siapa Sangka, Empat Jenis Racun Bisa Jadi Obat Jantung dan Kanker

Padahal sebelumnya, seorang dokter sekaligus  Direktur Laboratorium Kunci Negara untuk Diagnosis dan Perawatan Penyakit Menular di China, Li Lanjuan menyebutkan bahwa campuran alkohol dalam disinfektan ini dapat membunuh virus corona.

Baca juga: Ibu Hamil Tua Sulit Tidur Nyenyak? Ini Tips Untuk Mengatasi

Dengan campuran alkohol seperti eter atau ethanol 75%, disinfektan dan asam peroksiasetik yang mengandung klorin juga terbukti sangat efektif dalam memberantas virus corona.

Dikutip dari Kompas.com Senin (3/2/2020), pihak Kementerian Kesehatan kemudian menjelaskan soal penyemprotan tersebut.

Kepala Bidang Media dan Opini Publik Kemenkes, Busroni mengatakan, penyemprotan itu sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Cairan yang digunakan merupakan disinfektan yang memiliki kemampuan untuk mengatasi virus semacam ini.

"Kita sangat patuh terhadap SOP dan juga standar. Penyemprotan itu sudah disesuaikan dengan standar kesehatan dunia (WHO). Dan itu bukan yang pertama, itu untuk mem-back up lagi, memastikan lagi," kata Busroni saat dihubungi Kompas.com, Senin pagi.

Baca juga: Hati-hati, Bila Stres Mendera Segera Cari Solusi Karena Bisa Picu Kecanduan Gula yang Berujung Diabetes

Busroni mengatakan, langkah sterilisasi dengan penyemprotan semacam ini sudah dilakukan sebelumnya, saat WNI masih ada di dalam pesawat.

"Itu sebenarnya itu untuk memastikan saja, pengulangan. Dan itu kan air, kalau kena partikel kan akan merambat, jadi enggak harus dicelup gitu, kan enggak seperti itu," ujar Busroni menanggapi banyak pertanyaan netizen soal penyemprotan cairan yang tidak merata di seluruh tubuh.

Baca juga: Pendapat Ahli: Garam Himalaya Tidak Aman Untuk Penderita Hipertensi

Selain itu, Busroni juga menyebutkan, jika ada virus yang menempel, maka ia akan menempel pada permukaan tubuh yang mudah dijangkau, bukan pada area lipatan-lipatan tertentu.

"Misalnya ada partikel virus yang nempel kan enggak langsung ke lipatan-lipatan, dia pasti ke permukaan-permukaan yang sangat mudah tertempel, di situlah sasarannya (penyemprotan) kita," ujar dia.

Dengan semua upaya yang telah dilakukan, Busroni yakin perlakuan yang diberikan kepada WNI dari China sudah sangat maksimal dan sesuai dengan standar.

"Secara standar WHO, itu sudah dilakukan secara maksimal, ketika mereka mau berangkat, waktu di pesawat juga, lantas ketika turun juga diulang," kata Busroni.

Adapun penyemprotan yang dilakukan dengan posisi WNI sambil berjalan agar proses berjalan cepat.

Baca Juga: Berubah, Suhu Normal Tubuh Manusia Akibat Vaksin dan Antibiotik

"Maksudnya begini, supaya jalannya tidak menghambat, satu orang-satu orang kan lama. Jadi kepastian untuk dapat semprotan itu dapat. Coba satu orang-satu orang, 200 ini kan lama banget, itu sambil jalan saja dapat," jelas Busroni. (*)