Find Us On Social Media :

WHO Ingatkan Jangan Ada Satu Negarapun Klaim Bebas Corona, Sindir Indonesia?

Belum ada satupun kasus virus corona di Indonesia dilaporkan hingga kini, Indonesia dituding santai menghadapi wabah global ini.

GridHEALTH.id - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengingatkan agar negara-negara harus bersiap menghadapi virus corona (COVID-19). Ia menyebut jangan ada negara yang terlalu percaya diri bisa bebas dari ancaman virus.

Baca Juga: 3 Kelompok Ini Perlu Waspada Karena Rentan Terkena Virus Corona

"Jangan ada negara yang beranggapan tidak akan mendapatkan kasus. Ini bisa menjadi kesalahan yang fatal," kata Tedros dalam temu media di markas besar WHO di Jenewa, Swiss, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (28/2/2020).

"Virus ini tidak menghormati batas antarnegara, tidak membedakan ras atau etnis, dan tidak mempedulikan tingkat pendapatan atau perkembangan suatu negara," lanjutnya.

Tedros lebih jauh menyebut ledakan kasus di Iran, Italia, dan Korea Selatan menunjukkan kecepatan penyebaran virus.

Negara-negara yang belum atau baru melaporkan kasus diimbau agar bergerak cepat dan agresif untuk mencegah hal serupa.

"Semua negara harus siap untuk kasus pertama, kluster penyebaran pertama, dan bukti pertama penyebaran di antara komunitas. Harus ada langkah untuk semua skenario tersebut," kata Tedros.

Baca Juga: Mengenal Pemanis Buatan, Pengganti Gula yang Tetap Perlu Dibatasi

Indonesia sendiri hingga kini belum melaporkan kasus virus corona. Kementerian Kesehatan RI membantah tegas tuduhan miring pemerintah sengaja menyembunyikan kasus.

Sejauh ini dunia melaporkan sudah ada lebih dari 83 ribu kasus virus corona yang terkonfirmasi dan sekitar 2.800 di antaranya meninggal dunia. Menurut WHO jumlah kasus baru belakangan lebih banyak datang dari luar China.

Baca Juga: Hari Ginjal Sedunia, Tips dan Trik Menjaga Ginjal Tetap Sehat

Sementara perjalanan umrah dari WNI dibatalkan karena Kerajaan Saudi Arabia mencurigai Indonesia salah satu negara sumber penularan virus corona (Covid-19). Atas dasar itu, Saudi menghentikan sementara perjalanan umrah dari Indonesia.

Indonesia memprotes keputusan itu, bahkan Wakil Presiden Ma'aruf Amin mencoba menegosiasi keputusan tersebut sembari terus meyakinkan bahwa pemerintah tidak menemukan satupun orang yang terdeteksi terjangkit virus itu di Indonesia.

Pekan ini bahkan Pemerintah mengatakan siap mengeluarkan Rp 70 miliar untuk mempromosikan betapa Indonesia aman sebagai tujuan wisata dan investasi.

Saudi tak sendirian. Sejumlah diplomat Barat, termasuk Amerika dan Australia, menyatakan keraguan penanganan virus corona oleh Indonesia.

Dikutip dari Warta Ekonomi, dalam pertemuan tertutup dengan Menteri Terawan, mereka mendesak Indonesia untuk secara aktif melakukan deteksi kasus.

Baca Juga: Khasiat Daun Koja, Atasi Anemia Hingga Penyubur Cepat Hamil

Kecurigaan itu diperkuat oleh pernyataan profesor epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard University, yang mengatakan bahwa secara statistik, tidak mungkin tidak ada (nol) kasus virus corona di Indonesia.

Salah satu argumen Lipstich, Indonesia memiliki hubungan dagang dan investasi (bahkan pertukaran tenaga kerja) yang erat dengan China.

Baca Juga: Daun Ketumbar Segar Terbukti Bersihkan Pankreas, Lever dan Ginjal

Indonesia juga bertetangga dengan Singapura, negeri yang kini memiliki jumlah pasien virus corona terbanyak di ASEAN.

Keraguan pemerintahan asing semakin kuat karena didukung oleh fakta bahwa ada satu pasien Jepang yang terdeteksi positif corona sepulang dari Indonesia.

Artinya, virus itu jelas sudah ada di Indonesia. Bahwa Pemerintah Indonesia tak menemukannya, dituding terletak pada lemahnya metode deteksi dan pengujian. Itu bisa berbahaya karena memberi rasa aman yang semu.

Bahkan setelah negara lain menutup diri, mengutip pernyataan diplomat barat, Indonesia sangat santai dalam menangangi wabah ini.  Proses screening sangat minimal. Belum lagi penanganan di rumah sakit untuk mereka yang terduga terjangkit. Beberapa pasien mengeluh tidak diuji secara komprehensif.

 Baca Juga: 4 Makanan yang Dibutuhkan Ibu Menyusui Agar Tubuh Tak Gampang Lemas

Dengan memberikan insentif justru kepada para influencer untuk promosi pariwisata, alih-alih memperbanyak sarana deteksi virus corona, pemerintah Indonesia dituding menempatkan prioritas keselamatan warga negara di bawah urusan investasi dan pariwisata.

Mengapa orang asing justru khawatir dengan keacuhan Indonesia? Bukan karena mereka peduli dengan nasib bangsa ini, tetapi dampaknya akan mengerikan jika negeri berpenduduk hampir 300 juta ini terkena. Wabah global akan semakin sulit dikendalikan.

Baca Juga: Kata Ahli Soal Kehamilan di Kolam Renang : 'Sperma Akan Mati di Luar Tubuh'

Karena jika jumlah orang terjangkit cukup banyak, Pemerintah Indonesia tidak akan secepat dan sehebat pemerintah China dalam menanganinya. Standar layanan kesehatan Indonesia termasuk terburuk di ASEAN mengacu pada standar WHO. (*)