Find Us On Social Media :

Akibat Virus Corona Sudah Mutasi Ribuan Kali, Ilmuwan Cemas Penemuan Vaksin Bakal Lama

Akibat sudah mutasi ribuan kali, peneliti mengatakan bakal lama untuk menemukan vaksi penangkalnya.

 

GridHEALTH.id -  Sejak pertama kali wabah dimulai di Wuhan hingga saat ini, para ilmuwan telah menganalisis 5.349 genom virus corona yang dilaporkan berasal dari 62 negara di dunia.

Virus baru ini membuat peneliti kemudian bekerja keras untuk mencari tahu sebanyak-banyaknya informasi dari Covid-19.

Seluruh jenis virus corona tersebut diunggah dalam dua database genetika utama untuk dipelajari susunan genetiknya dan kemungkinan menciptakan vaksin.

Tak hanya itu, melalui beragam pengamatan yang dilakukan peneliti juga menemukan hal yang cukup membuat waswas.

Para ilmuwan menemukan bukti adanya mutasi pada beberapa strain virus corona yang menjadi dasar dugaan bahwa patogen ini beradaptasi ke manusia setelah dibawa oleh kelelawar.

Beberapa mengalami mutasi, termasuk dua perubahan genetik yang mengubah "spike protein" kritis yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia.

Baca Juga: Tekan PHK, Pemerintah Persilakan Warga Berusia di Bawah 45 Tahun Beraktivitas Kembali 

Baca Juga: Puasa Ramadan Terbukti Bermanfaat Bagi yang Punya Masalah Kulit

Mengutip The Guardian dari Kompas.com, mutasi dari spike ini disebut-sebut merupakan kejadian yang langka.

Perubahan itu muncul secara independen di berbagai negara. Buruknya, kondisi ini akan dapat membantu penyebaran virus menjadi lebih mudah.

Profesor Penyakit Menular dan penulis senior dalam penelitian ini Martin Hibberd mengatakan, kondisi ini memerlukan pengawasan global agar perubahan-perubahan yang mengkhawatirkan dapat ditangani dengan cepat.

Terjadinya perubahan bentuk protein spike memungkinkannya untuk mengikat sel manusia dengan lebih efisien daripada sebelumnya.

Perbedaan ini kemungkinan telah membantu virus corona jenis baru menginfeksi lebih banyak orang dan menyebar dengan cepat di seluruh dunia.

Para ilmuwan khawatir jika mutasi yang lebih luas pada protein spike terjadi maka vaksin pun memiliki kemungkinan menjadi tidak berfungsi.

"Ini adalah peringatan dini. Bahkan jika mutasi ini tidak penting dalam pengembangan vaksin, mutasi lain mungkin penting" kata Hibberd.

Baca Juga: Anak Sudah Belajar Puasa, Perlukah Pemberian Suplemen di Kala Sahur?

Baca Juga: Mitos dan Fakta Tentang Obat Pengencer Darah yang Perlu Dipahami

"Kita perlu menjaga pengawasan kita sehingga kita tidak menggunakan vaksin yang hanya bekerja melawan beberapa strain saja" kata dia.

Dengan memelajari susunan genetik virus, peneliti menemukan bagaimana virus itu terdiversifikasi menjadi strain yang berbeda dan mencari tanda bahwa virus beradaptasi pada inang manusia.

Dalam sebuah penelitian yang belum dipublikasikan dan belum bersifat peer reviewed, para peneliti mengidentifikasi dua kelompok besar virus corona yang telah menyebar secara global.

Dari dua mutasi spike, salah satunya ditemukan di 788 virus di seluruh dunia, sedangkan yang lainnya hanya berjumlah 32.

Baca Juga: Orangtua Wajib Tahu, ASI dan Suplemen Tak Dapat Menggantikan Imunisasi

Baca Juga: Diabetes Ternyata Bisa Menular Tanpa Disadari, Begini Caranya

Studi ini menunjukkan bahwa hingga Januari, satu kelompok virus corona di China lolos dari deteksi karena terjadi mutasi pada genetika yang menjadi dasar dari pemeriksaan awal. (*)