Find Us On Social Media :

Ratusan Kandidat Vaksin Virus Corona Segera Tersedia, Namun Tak Ada Jaminan Mana yang Berhasil

Ratusan kandidat vaksin virus corona siap diluncurkan, tapi belum ada jaminan keampuhannya.

GridHEALTH.id – Sampai detik ini, para ilmuwan di dunia masih terus melakukan penelitian tentang kasus virus corona.

Tidak hanya mencari obat yang digunakan untuk pasien positif saja, namun penelitian juga dilakukan untuk menemukan vaksin dari virus ini.

Hingga kini, sudah lebih dari 20 perusahaan di dunia, melakukan penelitian untuk menemukan vaksin penangkal virus corona.

Dikutip dari Aljazeera (17/06/20), perusahaan farmasi Jerman, BioNTech, sudah mulai melakukan uji coba vaksin untuk virus corona kepada manusia.

Lalu, kapan vaksin ini bisa digunakan kepada manusia? Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan ada 135 kandidat vaksin yang terdaftar di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tetapi yang sudah masuk uji klinis baru 10 kandidat vaksin.

Baca Juga: Gejala Baru Virus Corona Dirilis CDC, Semakin Sulit Dideteksi

Baca Juga: Selain Keguguran, Bayi Lahir Mati Masih Jadi Kekhawatiran Ibu Hamil

Baca Juga: Studi: Produk Susu dan Olahan Susu Bisa Turunkan Risiko Diabetes

"Tidak ada seorangpun yang bisa menjamin mana yang akan berhasil," kata Handoko dalam pertemuan dengan media secara virtual dari kantor LIPI  di Jakarta (26/06/20).

LIPI juga terlibat uji klinis vaksin di Indonesia dengan Kalbe Farma dan Korea Selatan. "Khususnya teman-teman LIPI terlibat dengan Kalbe Farma dan Korea," katanya.

Handoko mengatakan Kalbe Farma dan Genexine Korea Selatan bekerja sama untuk uji klinis vaksin DNA untuk Covid-19.

 "Kita melibatkan diri dan terlibat di uji klinis fase 2 dan 3 dari kandidat vaksin yang sudah dikembangkan oleh berbagai mitra di luar negeri," tutur Handoko.

Handoko menyatakan Genexine Korea Selatan saat ini sedang dalam proses persetujuan untuk uji klinis fase 1 di Korea, fase 1 untuk beberapa orang saja. Sementara fase 2 dan 3 uji klinis akan dilakukan di Indonesia.

Sementara PT Bio Farma dan perusahaan biofarmasi asal China yakni Sinovac bekerja sama di uji klinis vaksin dari virus yang dilemahkan atau dimatikan.

Sedangkan Indonesia secara mandiri sedang membuat vaksin berbasis protein rekombinan. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang memimpin pengembangan vaksin mandiri itu, dan uji vaksin di hewan akan dilakukan fasilitas laboratorium biosafety level 3 (BSL-3) LIPI di Cibinong, Jawa Barat.

Baca Juga: Memasuki New Normal, Ini Kesalahan Memakai Masker yang Sering Terjadi

Baca Juga: Jamur Enoki yang Sering Dimakan di Restoran Ternyata Mengandung Listeria, Menteri Pertanian Minta Dihancurkan

Karena jumlah penduduk Indonesia terhitung banyak, maka kebutuhan vaksin Covid-19 di Indonesia tergolong .

 Jika melakukan vaksin pada 100 juta penduduk Indonesia, maka untuk dua kali suntikan vaksin berarti dibutuhkan 200 juta ampul.

"Kalau kita menunggu harus impor dari luar negeri belum tentu kita bisa mendapatkan itu karena semua negara ingin dapatkan itu," ujarnya.

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 LIPI sekaligus Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Puspita Lisdiyanti mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Universitas Indonesia dalam keterlibatan untuk uji klinis vaksin tersebut.

"Bagian kita nanti pas tes-tesnya nanti di BSL-3 karena perlu uji reaksi vaksin terhadap virusnya harus di BSL-3," ujar Lisdiyanti.

Lisdiyanti mengatakan saat ini sedang dijajaki kemungkinan produksi 500 liter vaksin yang akan menggunakan fasilitas di Pusat Pemanfaatan dan Inovasi Iptek LIPI.

Baca Juga: Anak Terlambat Imunisasi Bisakah Dikerjar Setelah Usia 1Tahun? Ini Kata Dokter

Baca Juga: Bikin Susah Tidur, 4 Makanan Ini Tak Disarankan Dikonsumsi Malam Hari

"Harapannya nanti kemandirian vaksin di Indonesia bisa dicapai karena memang produksi juga di Indonesia," pungkasi Lisdiyanti. (*)

#berantasstunting #hadapicorona