Find Us On Social Media :

Walau Dinilai Menambah Cita Rasa, Membakar Makanan dengan Arang Berbahaya Bagi Kesehatan

Di Indonesia, ada tiga jenis arang untuk membakar makanan, yakni arang batok kelapa, arang kayu, dan briket.

GridHEALTH.id - Momen Idul Adha tak jarang dilewati dengan acara bakar-bakar daging hasil pembagian penyembelihan hewan kurban.

Umumnya, masyarakat Indonesia mengolah daging kurban terutama daging kambing menjadi sate. Hal ini banyak dilakukan mengingat sate merupakan salah satu hidangan yang favorit masyarakat Indonesia.

Bahkan, jika dibandingkan dengan hidangan berbahan dasar daging lainnya seperti gulai, bahan bumbu hingga cara mengolah sate dinilai lebih mudah.

Baca Juga: Mayoritas Daging Kurban Diolah Jadi Sate, Mengapa Orang Indonesia Gemar Makan Sate dan Bagaimana Kandungan Gizinya?

Sebab, pengolahan sate tidak membutuhkan santan atau beraneka rempah lainnya.

Meski begitu, ada hal yang perlu diperhatikan agar sukses mengolah daging kambing menjadi sate yang nikmat, yakni arang untuk membakar sate.

Walaupun arang tidak menjadi komponen dalam meracik bumbu sate, namun arang rupanya ikut berperan dalam cita rasa sate.

Baca Juga: Makan Daging yang Dibakar Dapat Memicu Kanker, Mitos atau Fakta?

Meski begitu, sebuah penelitian telah mengungkap orang yang menggunakan bahan bakar padat untuk memasak mungkin memiliki risiko 12% lebih tinggi meninggal karena serangan jantung, gagal jantung atau stroke.

Baca Juga: Dengan Ramuan Arak Bali, Pasien Positif Covid-19 Tanpa Gejala Bisa Sembuh Lebih Cepat

Dan risiko ini meningkat 3% untuk setiap sepuluh tahun seseorang menghabiskan memasak secara teratur di atas api terbuka.

Meskipun bahan bakar kayu padat kurang umum di negara-negara Barat, namun memasak di atas bara panas hanya sekali seminggu bisa cukup untuk merusak kesehatan, studi menunjukkan.

Baca Juga: Terapi Garang Arang, Buang Kolesterol Jahat Lewat Telapak Kaki yang Diasapi Hawa Panas

Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford pada orang-orang di China, di mana lebih dari setengahnya menggunakan bahan bakar padat untuk memasak pada tahap tertentu dalam kehidupan mereka.

Mereka mendapati semakin lama seseorang menggunakan kayu, batu bara, atau arang untuk memasak di rumah, semakin besar kemungkinan mereka akan mati sebelum waktunya karena penyakit jantung.

Baca Juga: Tren Memutihkan Gigi dengan Arang Aktif, Amankah untuk Kesehatan?

Namun, para peneliti berhenti menjelaskan mengapa risiko kematian akibat penyakit jantung meningkat, meski begitu studi sebelumnya telah menyarankan barbeque dengan lubang api menghasilkan bahan kimia yang mematikan dalam asap mereka dan ketika mereka memasak daging pada suhu tinggi.

Baca Juga: Teka-teki Terjawab Mengapa Warga China Enggan Divaksin Produk Sendiri, Skandal Vaksin 2018 Bikin Rakyat Tak Percaya, 'Kelinci Percobaan' Pindah ke Indonesia?

Sementara itu, berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya hampir 4 juta orang meninggal prematur karena penyakit yang disebabkan oleh polusi udara rumah tangga akibat praktik memasak yang tidak efisien menggunakan kompor yang berpolusi yang dipasangkan dengan bahan bakar padat (kayu, limbah tanaman, arang, batubara, dan kotoran) dan minyak tanah.

Baca Juga: Cara Lain Mengolah Daging Qurban, Praktis dan Diluar Kebiasaan Umum, yang Penting Enak dan Berkah

Di antara 3,8 juta kematian ini, 27% disebabkan oleh pneumonia; 18% dari stroke27% dari penyakit jantung iskemik; 20% dari penyakit paru obstruktif kronik (PPOK); 8% dari kanker paru-paru.

Praktik memasak ini dinilai tidak efisien, sebab dapat menghasilkan polusi udara rumah tangga tingkat tinggi dengan sejumlah polutan yang merusak kesehatan, termasuk partikel jelaga kecil yang menembus jauh ke dalam paru-paru.

Baca Juga: Olahan Daging Kambing Jadi Hidangan Favorit Idul Adha, Ternyata Begini Cara Mengolahnya Agar Bebas Bau Prengus

Di tempat tinggal yang berventilasi buruk, asap dalam ruangan bisa 100 kali lebih tinggi dari tingkat yang dapat diterima untuk partikel halus. Paparan sangat tinggi di kalangan wanita dan anak-anak, yang menghabiskan waktu paling banyak di dekat perapian rumah tangga.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona #iduladha #iduladha2020 #tipsiduladha #masaksehatiduladha