Find Us On Social Media :

Selalu Berpikir Positif Ternyata Bisa Menganggu Kesehatan Mental

Pura-pura bahagia dan selalu berpikir positif disebut toxic positivity yang bisa mengganggu kesehatan mental.

 

GridHEALTH.id - Banyak orang ingin menunjukkan pada dunia luar bahwa dirinya memang merasa bahagia dan selalu melihat apapun dengan sudut pandang positif.

Memang sih, terlihat bijak dan keren, tetapi saat hal buruk terjadi dan kita tidak bisa mengesampingkan berbagai perasaan negatif yang terjadi, apa iya kita juga harus senantiasa berpikir positif dan menampakkan muka bahagia? Bila iya, jangan-jangan kita sudah terjebak dengan apa yang disebut toxic positivity. 

Menurut Konstantin Lukin Ph.D, melalui tulisannya “Toxic Positivity: Don’t Always Look on the Bright Side”, istilah toxic positivity ini sebenarnya mengacu pada konsep bahwa kita harus tetap positif, dan hanya dengan berfokus pada hal-hal positif adalah cara terbaik untuk menjalani hidup dan mengabaikan hal-hal negatif.

Sekilas, terlihat ideal sekali bukan bila kita selalu melihat setiap hal dengan cara positif. Namun, secara mengejutkan, hasil akhirnya malah memperkuat kondisi sebaliknya.

Baca Juga: Studi : Orang yang Mandi Lama Ternyata Cenderung Tak Bahagia

Baca Juga: Beri Pesan Lewat Video, Pengusaha Erwin Aksa Positif Virus Corona

Ternyata, kita bahkan dianjurkan untuk  tidak selalu tetap positif dan tidak menolak apa pun yang dapat memicu emosi negatif. Jangan takut untuk menerima diri kita sebagai “orang negatif” dan menerima segala emosi yang kita miliki karena ini justru bisa menyehatkan mental kita.

Dikutip dari allianz.co.id, berikut beberapa saran untuk menghindari jebakan toxic positivity dan percayalah, terlihat 'jelek' di depan orang sesekali, malah bikin mental kita sehat;

 

1. Belajar menerima perasaan tidak menyenangkan yang dialami

Kita ingat tidak bagaimana leganya perasaan saat akhirnya kita bisa menceritakan berbagai permasalahan, rasa khawatir, atau segala keluh kesah kita kepada teman, pasangan, atau orangtua. Rasanya seperti ada beban berat di pundak kita yang diangkat.

Nah, berusaha untuk menerima segala emosi sulit yang kita rasakan akan membantu kita untuk bangkit dan menekan emosi buruk tersebut untuk berkembang lebih besar.

Jadi, belajarlah untuk mulai menerima segala perasaan yang tidak menyenangkan, daripada harus berpura-pura bahagia dan bahwa semua hal baik-baik saja.

Baca Juga: Studi: Orang Sehat Tak Perlu Mengonsumsi Aspirin Setiap Hari Untuk Cegah Penyakit Jantung

Baca Juga: Berantas Stunting, Posyandu Berikan Pendidikan dan Pantauan Gizi Keluarga

2. Jangan terjebak fantasi media sosial

Media sosial seperti sugar coating.  Dari lapisan luar memang kita bisa melihat semua postingan jalan-jalan, makan di tempat mewah, pesta yang mereka lakukan menunjukkan mereka seperti selalu ada dalam fase bahagia.

Faktanya, tidak selamanya mereka semua dalam kondisi bahagia. Bila kita ingin merasakan hal yang sama, kita harus mencari kebahagiaan dirimu sendiri. Jangan memaksakan diri untuk bahagia. Jangan pernah “meracuni” diri sendiri.

3. Cobalah menuliskan perasaan

Tidak semua orang bisa dengan mudah mengutarakan isi hati dan perasaannya. Bahkan kepada orang-orang terdekatnya. Kalau kita salah satunya tidak perlu merasa terjebak dengan kondisi ini. Kita bisa meluapkan semua emosi tersebut ke dalam tulisan.

Misalnya, tuliskan segala kesedihan, khawatir, atau kemarahan. Dengan begitu kita sudah berusaha untuk mencoba memahami emosi diri sendiri. Juga menerima semuanya. Tidak mengabaikannya begitu saja.

Ingat, pada akhirnya kebahagiaan diri sendiri adalah hal paling penting. Tidak ada orang yang bisa selalu merasa bahagia setiap saat. Kalau pura-pura bahagia malah bisa terjebak toxic positivity.

Baca Juga: 4 Tanda Diluar Dugaan Bahwa Sebenarnya Sistem Imunitas Tubuh Menurun

Baca Juga: Cegah Komplikasi Diabetes Sebelum Terlambat, Lakukan Cek Mikroalbuminuria

Di momen-momen penuh tantangan inilah waktunya kita untuk menerima dan merasakan segala emosi yang terjadi. Dengan begitu kita bisa lebih memahami diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. (*)

#berantasstunting #hadapicorona