Find Us On Social Media :

Survei : Warga Pilih Vaksin Covid-19 Merah Putih Produksi Indonesia Dibanding Sinovac Buatan Cina

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, tempat dikembangkannya vaksin Merah Putih Covid-19. Menurut survei, banyak warga lebih memilih vaksin buatan dalam negeri.

GridHEALTH.id - Belum lama, lembaga independen Lapor Covid-19 melakukan survei "Pemahaman dan Kepercayaan Masyarakat terhadap Vaksin dan Obat Virus Corona"(Covid-19) di Indonesia.

Berdasarkan hasil survei tersebut, sebagian masyarakat masih ragu menerima vaksin dan obat Covid-19 yang dibuat oleh perusahaan Sinovac Cina dan perusahaan BUMN Bio Farma.

Dari survei tersebut, warga lebih memilih Vaksin Merah Putih Covid-19 yang dikembangkan secara mandiri oleh Indonesia di bawah kerjasama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan pemerintah.

Adapun rincian survei tersebut, sebanyak 27% responden ragu-ragu menggunakan vaksin covid-19 Sinovac, 32% tidak setuju, 10% sangat tidak setuju. Sebanyak 31% responden setuju menggunakan vaksin Sinovac.

Untuk vaksin merah putih, 37% responden mengaku ragu-ragu, 3%, 16% sangat tidak setuju. Namun ada 44% responden yang setuju menggunakan vaksin merah putih buatan Eijkman.

"Jadi masih lebih banyak responden yang mau memakai vaksin merah putih buatan Eijkman," ucap Kolaborator Ahli Lapor Covid-19 Dicky Pelupessy melalui diskusi virtual Lapor Covid-19, Selasa (13/10/2020).

Baca Juga: Sepi Pemberitaan, Vaksin Covid-19 Merah Putih Produksi Anak Bangsa Maju ke Tahap Berikutnya, Siap Diujicobakan Pada Hewan

Baca Juga: 6 Makanan Alami yang Meredakan Pendarahan Berlebih Saat Haid

Menanggapi hal itu, Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. dr. Herawati Sudoyo, MS, PhD mengatakan bahwa peserta survei memang sudah paham dan lebih mengedepankan nasionalisme soal vaksin Covid-19.

Herawati mengatakan pandemi Covid-19 ini juga menyadarkan warga akan pentingnya kedaulatan nasional.

 "Ada unsur nasionalisme di situ. dari awal untuk apa, itu untuk kedaultan nasional," kata Herawati.

Padahal Herawati mengaku bahwa pembuatan vaksin merah putih lebih low profile. Sebabnya tahapan pembuatan vaksin masih dalam penelitian.

"Sehingga untuk menerangkan ke masyarakat, ini loh ada vaksin, belum ada karena masih penelitian. Dalam arti kandidatnya saja mungkin baru ada akhir bulan ini," kata Herawati.

Herawati kemudian mengatakan bahwa vaksin Cina yang dikerjakan Sinovac-Biofarma mendapatkan perhatian karena penelitian sudah dilakukan dan barangnya sudah ada.

"(Vaksin Cina) sudah uji klinis. Sehingga perhatian dari media semua itu berbiacara mengenai kasus ini, mengenai vaksin sinovac," kata Herawati.

Baca Juga: Gangguan Kulit Sering Muncul Pada Penyandang Diabetes, Ternyata Ini Sebabnya

Baca Juga: Minuman Untuk Kesehatan Jantung, Dari Air Putih Hingga Teh Daun Kelor

Di sisi lain, Herawati menekankan adu vaksin Cina dan merah putih tidak perlu terlalu diperdebatkan. Eijkman, kata dia, lebih mengedepankan sosialisasi 3T (testing, treatment, tracing), dan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).

"Jadi kita tidak mau semuanya tergantung pada vaksin. Jangan sampai kita overshadow. tujuan kita sbenernya apa, kan menurunkan kasus, dan ini tidak bisa dengan satu masalah saja. jadi kalau vaksin ada everything all right itu enggak," kata Herawati.

Namun, Herawati juga mengatakan jangan sampai gerakan menolak atau ragu terhadap vaksin impor maupun lokal Covid-19 di Indonesia semakin tinggi.

"Adanya vaksin, tidak bisa ditolak. Adanya informasi pemberian vaksin sangat berbahaya yang berujung tidak mau divaksin harus diluruskan, itu PR (pekerjaan rumah) kita," katanya.

Sebelumnya, Survei lapor Covid-19 ini dilakukan secara daring menggunakan platform Facebook, Whatsapp, dan media sosial lainnya. Jumlah partisipan mencapai 2.933 dengan nilai valid partisipan 2.013 orang. Partisipan berusia lebih dari 18 tahun.

Sebanyak 74,77% partisipan merupakan orang yang bekerja atau berhubungan dengan sektor kesehatan, sebagian besarnya merupakan sarjana (45,38%).

Sebaran responden terbanyak berasal dari DKI Jakarta (22%) dan Jawa Barat (21%).

Baca Juga: 6 Tanda Hubungan yang Sehat Dengan Pasangan, Dari Tidur Berdekatan Hingga Rutin Berhubungan Intim

Baca Juga: Influenza Juga Bisa Berujung Maut, Waspadai Bila Muncul Gejala Berikut

Jumlah responden terkecil berasal dari Kalimantan Utara sebanyak 4 orang, dan Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat, masing-masing 7 orang.

Kebanyakan partisipan mendapatkan informasi tentang Covid-19 dari pakar kesehatan (1.089 orang), pemerintah (647 orang), lainnya (285 orang), keluarga (44 orang), sahabat (25 orang), artis/selebgram (17 orang), dan tokoh agama (2 orang).

Kemudian pengetahuan masyarakat untuk vaksin Covid-19 Sinovac, sebanyak 67,61% telah mengetahui vaksin tersebut. Untuk vaksinMerah Putih Eijkman 52,20% sudah mengetahui.

Namun 41% masih ragu-ragu bahwa vaksin dapat melindungi diri dari Covid-19, 39% setuju bahwa vaksin dapat melindungi, dan 14% sangat setuju.

Baca Juga: Kurang Tidur Bisa Berdampak Serius Pada Kesehatan, Ini Cara Agar Tubuh Kembali Bugar

Baca Juga: Tak Disangka, Menikmati Kopi di Pagi Hari Bantu Cegah Batu Ginjal

Sebanyak 55% responden ragu-ragu bahwa vaksin memiliki efek samping, 31% setuju vaksin memiliki efek samping, dan 6% sangat setuju vaksin memiliki efek samping. (*)

#berantasstunting #hadapicorona