GridHEALTH.id - Anemia dapat dipengaruhi oleh haid yang banyak. Anemia mempengaruhi sel darah merah dan hemoglobin. Padahal haemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke semua jaringan dan organ di tubuh.
Penyebab paling umum dari anemia adalah kekurangan zat besi, yang dibutuhkan tubuh untuk membuat hemoglobin.
Anemia memiliki beberapa kemungkinan penyebab, salah satunya adalah haid atau menstruasi yang berat.
Anemia adalah kelainan darah yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Ini bisa menjadi kondisi sementara atau jangka panjang, dan gejalanya bisa bervariasi tergantung pada jenis anemia yang dialami dan seberapa parahnya.
Jika kita menderita anemia, berarti kita tidak memiliki cukup sel darah merah dan hemoglobin untuk membawa oksigen yang dibutuhkan ke semua jaringan dan organ di tubuh.
Hemoglobin adalah protein yang diproduksi oleh sumsum tulang dan disimpan dalam sel darah merah.Tugasnya adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke setiap bagian tubuh melalui pembuluh darah.
Baca Juga: 4 Penyebab Menstruasi Lama yang Sering Bikin Wanita Menderita
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir, Semangka Aman Dikonsumsi Penyandang Diabetes
Anemia biasanya memiliki tiga penyebab utama yaitu kehilangan darah, produksi sel darah merah yang tidak mencukupi, dan tingkat kerusakan sel darah merah yang tinggi.
Jenis anemia yang paling umum adalah anemia defisiensi besi, yang dapat berkembang jika kita tidak memiliki cukup zat besi dalam tubuh. Kita membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin.
Anemia defisiensi besi lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Faktor risiko anemia defisiensi besi di kalangan wanita termasuk menstruasi yang berat (membanjir), kehamilan, diet terlalu rendah zat besi, vitamin B12, dan folat, kondisi kesehatan seperti gangguan malabsorpsi, kondisi kronis, dan penyakit genetik.
Haid yang berat dan membanjir juga dikenal sebagai menorrhagia, mempengaruhi 1 dari 5 wanita di dunia setiap tahun.
Ketika wanita kehilangan banyak darah selama menstruasi, mereka mungkin akan kehilangan lebih banyak sel darah merah daripada yang dapat dihasilkan tubuhnya.
Ini bisa mengurangi jumlah zat besi dalam tubuh. Akibatnya, tubuh akan lebih sulit membuat hemoglobin yang dibutuhkan untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Namun, anemia akibat perdarahan menstruasi yang berat bergantung pada banyak faktor, termasuk pola makan dan kesehatan secara keseluruhan.
Baca Juga: Bila Tepat Penggunaannya, Pil KB Paling Efektif Mencegah Kehamilan
Baca Juga: Mengapa Rambut Tetap Perlu Diminyaki Meski Sudah Tebal dan Berminyak? Ini Alasannya
Baca Juga: Memilih Kontrasepsi yang Tepat di Saat Masih Pandemi Virus Corona
Mendapatkan cukup zat besi dan nutrisi lain dalam makanan dapat membantu mencegah anemia defisiensi besi.
Jika memiliki kadar zat besi dan hemoglobin yang rendah dalam darah, kita mungkin memperhatikan gejala berikut ini kelelahan, kelemahan, sesak napas, kulit pucat atau kekuningan, pusing, dan sakit kepala.
Untuk mendiagnosis anemia defisiensi besi, tenaga kesehatan lebih dahulu mengambil riwayat medis dan keluarga. Kemudian mereka akan melakukan pemeriksaan fisik. Jika kita mengalami menstruasi yang berat, ini kemungkinan termasuk pemeriksaan panggul.
Tes utama untuk anemia adalah hitung darah lengkap. Tenaga kesehatan juga akan mengambil darah dan melakukan tes untuk menghitung sel darah merah. Tes ini juga dapat memberi tahu berapa banyak zat besi yang disimpan sel.
Pilihan pengobatan untuk anemia defisiensi besi akibat menstruasi yang berat tergantung pada penyebab perdarahan hebat ini.
Baca Juga: Curiga Anak Terlambat Bicara? Ini Cara Mendeteksi dan Menstimulasi
Baca Juga: Sedang Konsumsi Pil KB Tetap Bisa Hamil Akibat 7 Kesalahan Ini
Baca Juga: 2 Scrub Berbahan Dasar Buah Buatan Sendiri Untuk Muluskan Kaki
Dokter mungkin akan mengobatinya dengan kontrasepsi hormonal atau suplemen zat besi dan rekomendasi untuk makan lebih banyak makanan kaya zat besi. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL