Find Us On Social Media :

Kondisi Kesehatan Penyebab Sesak Napas, Dari Asma Hingga Covid-19

Sesak napas bisa disebabkan oleh banyak hal terkait kondisi kesehatan. Di antaranya asma hingga Covid-19.

GridHEALTH.id - Seperti apa rasanya sesak napas? Sesak napas bisa membuat kita sulit bernapas dan terengah-engah.

Dada mungkin terasa terlalu kencang untuk dihirup atau diembuskan sepenuhnya. Setiap napas pendek membutuhkan usaha yang lebih besar dan membuat kita merasa kehabisan napas. Rasanya seperti ernapas melalui sedotan.

Sesak napas bisa datang saat kita sedang aktif atau sedang beristirahat. Bisa datang secra bertahap, atau tiba-tiba.

Olahraga dengan intensitas tinggi atau berat, suhu ekstrem, dan ketinggian dapat menyebabkan sesak napas. Kecemasan juga dapat menyebabkan perubahan kecepatan dan pola pernapasan.

Bagaimana kecemasan mempengaruhi sesak napas? Stres atau kecemasan akut dapat memicu respons biologis kita.

Sistem saraf simpatik bereaksi dengan meluncurkan serangkaian respons fisiologis sebagai respons terhadap ancaman yang dirasakan.

Baca Juga: Rina Gunawan Sempat Dirawat Karena Positif Covid-19, Sesak Napas Jadi Gejala Khas Infeksi Virus Corona

Baca Juga: Diabetes Bisa Sebabkan Aneka Gangguan Kulit, Contohnya Bisul

Misalnya, jantung  mungkin berdebar kencang, pernapasan menjadi cepat dan dangkal, dan pita suara mungkin mengerut saat mencoba bernapas.

Alasan pernapasan  menjadi lebih cepat dan lebih dangkal adalah karena otot-otot di dada mengambil alih sebagian besar pekerjaan pernapasan.

 

Saat lebih rileks, kebanyakan kita bernapas dengan bantuan diafragma, yang memungkinkan kita mengambil napas lebih dalam dan lebih penuh.

Sesak napas yang terus-menerus merupakan gejala pneumonia yang dapat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS/acute respiratory distress syndrome).

Ini adalah gangguan pernapasan berat yang disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru.

Dengan ARDS, pernapasan menjadi semakin sulit karena paru-paru yang kaku dan berisi cairan semakin sulit mengembang dan berkontraksi. Dalam beberapa kasus, bantuan pernapasan dengan ventilasi mekanis diperlukan.

Baca Juga: Salah Pakai Celana Dalam Bisa Sebabkan Kanker? Ini Faktanya

Baca Juga: Punya Asam Urat, Ini Ramuan Alami Penyembuh yang Bisa Dibuat Sendiri

Kapan harus mendapatkan perawatan medis? Di bawah ini adalah beberapa tanda peringatan yang harus diperhatikan yang mungkin menunjukkan perkembangan menjadi ARDS atau kondisi pernapasan serius lainnya:

- pernapasan cepat dan sulit

- nyeri, sesak, atau ketidaknyamanan di dada atau perut bagian atas

- bibir, kuku, atau kulit biru atau berubah warna

- demam tinggi

- tekanan darah rendah

- kebingungan mental

- denyut nadi yang cepat atau lemah

- tangan atau kaki dingin

Dapatkan pertolongan medis segera jika  mengalami ini atau gejala serius lainnya. Jika memungkinkan, hubungi dokter atau rumah sakit terlebih dahulu sehingga mereka dapat memberi petunjuk tentang apa yang harus dilakukan.

Berikut ini adalah beberapa yang paling umum tentang kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan sesak napas;

-   Asma. Penyakit paru-paru obstruktif ini menyebabkan lapisan saluran udara membengkak, otot-otot di sekitarnya menegang, dan lendir menumpuk di saluran udara. Ini menghalangi jumlah udara yang bisa masuk ke paru-paru.

-   Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Dalam bahasa kedokteran disebut Chronic obstructive pulmonary disease (COPD).

Ini adalah sekelompok penyakit paru-paru progresif, yang paling umum adalah emfisema dan bronkitis kronis.

Baca Juga: Physical Distancing Versi WHO 1 Meter Dikritik Ilmuwan, 'Jarak 2 Meter Adalah yang Paling Aman'

Baca Juga: Warna Urine Bisa Deteksi Awal Gejala Virus Corona? Ini Kata Ahli

Baca Juga: Penularan Bukan Dari ASI, Ibu Positif Virus Corona Tetap Bisa Menyusui

Mereka dapat membatasi aliran udara keluar, atau menyebabkan pembengkakan dan penyempitan saluran bronkial, serta penumpukan lendir.

-  Infark miokard. Juga dikenal sebagai serangan jantung, dapat menurunkan aliran darah dan oksigen ke dan dari jantung dan paru-paru.

Hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada organ-organ tersebut, sehingga membuat Anda lebih sulit bernapas.

- Penyakit paru interstitial (ILD/ Interstitial Lung Disease). ILD mencakup lebih dari 200 kondisi yang memengaruhi saluran udara, pembuluh darah, dan kantung udara di dalam paru-paru.

ILD menyebabkan jaringan parut dan peradangan di sekitar kantung udara di paru-paru, yang membuat paru-paru lebih sulit untuk berkembang.

- Covid-19. Sesak napas adalah salah satu gejala khas Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang dikenal sebagai SARS-CoV-2.

Seberapa umumkah sesak napas dengan Covid-19? Sesak napas sendiri biasanya menyingkirkan Covid-19. Tetapi bila itu terjadi dengan gejala lainnya, seperti demam dan batuk, kemungkinan terkena infeksi SARS-CoV-2 meningkat.

Baca Juga: 7 Tanda Tubuh Kelebihan Garam, Salah Satunya Sering Pusing Kepala

Baca Juga: Studi : Semakin Besar Kemaluan, Pria Makin Malas Pakai Kontrasepsi

CDC melaporkan, 31 hingga 40% orang dengan kasus Covid-19 yang dikonfirmasi telah mengalami sesak napas.

Tidak seperti banyak kondisi lain yang dapat menyebabkan sesak napas, gejala ini dapat bertahan dan meningkat dengan cepat pada orang dengan Covid-19.

Sesak napas terkait Covid-19 biasanya terjadi beberapa hari setelah infeksi awal. Rata-rata, terjadi di antara hari ke-4 dan ke-10 dari perjalanan penyakit.

Baca Juga: Mulai Sekarang Jangan Buang Air Cucian Beras, Ternyata Bikin Wajah Glowing Bak Kembali ke Remaja

Baca Juga: Obat Anti-Inflamasi dan Kanker Diuji di Inggris Sebagai Terapi Covid-19

Ini biasanya mengikuti gejala yang lebih ringan, seperti demam ringan, kelelahan, nyeri tubuh.

Rilis yang dikeluarkan oleh Center for Disease Control and Prevention (CDC) terkait penanganan Covid-19, timbulnya sesak napas, bersama dengan penurunan saturasi oksigen yang tiba-tiba.

Kondisi ini dapat membantu dokter membedakan Covid-19 dari penyakit umum lainnya. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL