GridHEALTH.id - Kita sering mendengar ajaran Nabi SAW lewat hadistnya yang mengatakan berhentilah makan sebelum kenyang, dan ternyata luar biasa manfaatnya bagi kesehatan kita.
Pramono, ahli gizi dari Banjarmasin dikutip dari Tribun News (30/02/2020) menjelaskan alasan ilmiah dari hadist ini. Sebenarnya bahaya apa saja jika kita tidak menghentikan makan sebelum kenyang?
Jika kita makan terus dan berlebihan tanpa berhenti, maka akan terjadi gangguan pencernaan.
Makan secara berlebihan dalam Islam jelas dilarang Nabi SAW telah memberi tuntunan bahwa perut sebaiknya terdiri tiga bagian yakni sepertiga bagian makanan, sepertiga air dan yang penting juga sepertiga udara.
Jika jumlah makanan dalam lambung terlalu banyak atau melebihi kapasitas enzim pencernaan yang yang diproduksi, maka makanan tidak tercerna dengan sempurna.
"Makanan yang tidak tercerna sempurna ini kemudian masuk ke usus dan menyebabkan fermentasi, salah cerna, dan menimbulkan gas," jelas Pramono dalam tulisannya di grup facebook Gerakan Sadar Gizi.
Baca Juga: 5 Penyebab Kepala Pusing Setelah Makan, Salah Satunya Diabetes
Baca Juga: Riset, Satu dari Dua Orang Berpotensi Terkena Kanker Pada Suatu Saat Dalam Hidup Mereka
Akibat makan berlebihan dapat juga timbul gejala berupa rasa sakit perut dan perut dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa yang keras bertubi-tubi.
Kejadian ini terutama ditemukan pada meraka yang bergantian menelan dan mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut akan terasa kembung (meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau. Selain perut menjadi tidak enak juga dapat berakibat muntah dan diare.
Tubuh bannyak menghasilkan radikal bebas yang dihasilkan oleh tubuh . Oksigen yang kita hirup akan diubah oleh sel tubuh secara konstan menjadi senyawa yang sangat reaktif, dikenal sebagai senyawa reaktif oksigen yang diterjemahkan dari reactive oxygen species(ROS), satu bentuk radikal bebas.
Perisitiwa ini berlangsung saat proses sintesa energi oleh mitokondria atau proses detoksifikasi yang melibatkan enzim sitokrom P-450 di hati.
Produksi ROS secara fisiologis ini merupakan konsekuensi logis dalam kehidupan aerobik. Aktifitas makan merupakan salah satu aktifitas aerobik yakni aktivitas yang memerlukan oksigen makan yang berlebihan konsekunsinya akan memerlukan oksigen yang banyak akibatnya produksi radikal bebas juga banyak.
Kelebihan produksi radikal bebas akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif yang dapat membawa kerusakan mulai tingkat sel.
Berbagai penyakit yang telah diteliti dan diduga kuat berkaitan dengan aktivitas radikal bebas mencakup lebih dari 50 jenis penyakit.
Baca Juga: Kenali Gejala Neuropati Perifer Diabetik, Ketika Tubuh Mati Rasa
Baca Juga: Ini Dia 10 Tips dan Cara Menumbuhkan Rambut Secara Alami dan Sehat
Di antaranya adalah penuaan dini, stroke, asma, diabetes mellitus, berbagai penyakit radang usus, penyumbatan kronis pembuluh darah di jantung, parkinson, hingga AIDS serta kanker.
Melonjaknya kadar gula darah. Sering kita mendengar istilah Indeks glikemik (IG) suatu istilah yang berkaitan erat dengan metabolisme karbohidrat.
IG pangan merupakan indeks (tingkatan) pangan menurut efeknya dalam meningkatkan kadar gula darah.
Pangan yang mempunyai IG tinggi bila dikonsumsi akan meningkatkan kadar gula dalam darah dengan cepat dan tinggi.
Sebaliknya, seseorang yang mengonsumsi pangan ber-IG rendah maka peningkatan kadar gula dalam darah berlangsung lambat dan puncak kadar gulanya rendah.
Tetapi yang sering kita lupakan selain faktor Indeks Glikemik karena jenis bahan makanannya yang sudah memang tinggi indeks glikemiknya seperti karbohidrat sederhana contoh gula pasir, sirup dan lain lain.
Mengonsumsi karbohidrat sederhana yang berlebihan juga akan menyebabkan melonjaknya kadar gula darah kita.
Baca Juga: Malu Karena Uang, Penyebab Tingginya Angka Bunuh Diri di Dunia, Studi
Baca Juga: Pepaya Bisa Menjadi Teman Terbaik Untuk Mengendalikan Diabetes
Ketika kadar gula darah melambung tinggi otomatis tubuh akan segera memproduksi hormon insulin besar-besaran untuk menurunkan kadar gula darah.
"Kebisaan makan berlebihan yang berdampak pada melonjaknya kadar gula darah tersebut akan mendorong tubuh lebih pandai menyimpan lemak dari pada menggunakannya dampaknya bobot tubuh akan membengkak," ungkap Pramono lagi.
Tubuh akan mempunyai komposisi lemak yang banyak dibanding protein keadaan tersebut akan menyebabkan tubuh kesulitan memperoleh alat transportasi untuk membawa molekul glukosa ke dalam sel yaitu Glukosa transporter-4 (GLUT-4) akibatnya dapat menyebabkan kencing manis.
Makan berlebihan secara sunah jelas menyalahi dimana proporsi sepertiga makanan, sepertiga air dan sepertiga udara menjadi tidak terpenuhi.
Hal tersebut mengakibatkan saluran pencernaan menjadi kerja keras sehingga tubuh jadi lemas dan malas.
Baca Juga: Kenali, 4 Penyakit Mental yang Bisa Menimbulkan Jerawat Kronis
Selain itu kenikan gula darah yang melonjak yang mengakibatkan produksi insulin melimpah ruah memicu asam amino masuk kedalam otak kita dan akibatnya kita menjadi mengantuk. Jadi tak heran kalau kita kekenyangan, tak lama kemudian pasti mengantuk.(*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL