Itu sama sekali bukan studi yang terisolasi. Studi telah menyoroti risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi daging babi selama beberapa dekade.
Terkadang, itu tidak selalu menjadi masalah yang jelas, misalnya, sebuah studi tahun 1985 menemukan korelasi antara konsumsi daging babi dan sirosis atau kanker hati.
Terlepas dari kenyataan bahwa daging babi dapat menjadi sumber nutrisi seperti protein dan zat besi, daging babi dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, dilansir dari www.zmescience.com;
1. Konsumsi daging babi dan kanker
Pada tahun 2015, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (International Agency for Research on Cancer) menyimpulkan bahwa daging merah mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia.
Beberapa jenis kanker telah dikaitkan dengan daging babi. Misalnya, analisis tahun 2018 menemukan bahwa untuk setiap tambahan 100 gram daging merah (baik babi atau sapi) per hari, risiko kanker kolorektal meningkat sebesar 17%. Korelasi juga diamati untuk kanker pankreas dan prostat, meskipun hubungannya tidak sekuat itu.
“Asupan tinggi daging merah dan daging olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal, usus besar, dan dubur yang signifikan,” demikian kesimpulan studi tersebut.
Bahkan asupan daging babi dalam jumlah sedang dapat meningkatkan risiko kanker, menurut penelitian lain.
Baca Juga: Bebas Stres, Tips Memberikan Obat Pada Bayi dan Anak di Kala Sakit
Baca Juga: Obat Darah Tinggi Harus Dibeli dengan Resep Dokter, Kenali Jenisnya
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2019, menemukan bahwa bahkan konsumsi daging merah sesuai dengan pedoman yang ada menyebabkan peningkatan risiko kanker usus, 20% dengan setiap irisan ekstra ham atau bacon per hari.
Ini sangat penting karena menunjukkan bahwa risikonya tetap signifikan bahkan ketika pola makan orang mungkin telah berubah selama bertahun-tahun.