GridHEALTH.id – Diet gagal melulu, lalu sebal, frustasi dan akhirnya masa bodo dengan diet.
Eits, jangan emosi dulu. Coba simak paparan berikut. Bisa jadi 10 kesalahan dalam berdiet ini masih sering dilakukan.
1. Melewati waktu makan
Melewati sarapan atau makan malam untuk mengurangi asupan kalori. Padahal hal ini berdampak buruk pada kesehatan dan rasa lapar.
Perlu diketahui, sarapan justru berguna sebagai energi "modal" yang akan digunakan untuk bekerja dan berpikir seharian.
Baca Juga : Satu Hari Pasca Kuret Akibat Keguguran Arumi Bachsin Kembali Bertugas, Begini Cara Perawatan Kuret yang Baik
Selain merasa lemas dan pusing, tidak sarapan akan membuat kita cenderung sangat lapar. Jadinya saat makan siang porsinya na udu bileh banyaknya.
Begitu pula kalau melewatkan makan malam. Argumentasi Anda, makan malam akan mempercepat terjadinya penimbunan lemak dalam tubuh.
Logikanya, seseorang yang tidak kemasukan makanan selam 12 jam akan mengalami hipoglikemia. Yakni menurunnya kadar gula darah.
Solusi: Jika khawatir sarapan bakal menggemukkan, pilihlah sarapan ringan dengan jumlah kalori terbatas.
Misalnya, semangkuk bubur ayam tanpa telur dan kecap asin. Atau setangkup roti gandum dengan keju rendah lemak tanpa diolesi mentega.
Untuk makan malam, pilih sajian ringan yang tidak menggemukkan. Contohnya, seporsi kecil nasi dengan daging panggang atau olahan ayam tanpa minyak.
Baca Juga : Kandungan Urine di Kolam Renang Umum Setara 20 Galon Lebih, Dampaknya Bisa Rusak Jantung & Paru-paru!
Asal tahu saja, makan secara teratur 3x sehari justru akan meningkatkan metabolisme tubuh. Ini berarti membantu mengurangi berat badan karena proses pembakaran lemak dan kalori jadi berlangsung lebih mudah.
2. Makan terburu-buru
Meski merasa takarannya pas, makan terburu-buru sebetulnya membuat kita cenderung makan lebih banyak.
Solusi: Makan dengan menikmatinya, inilah yang menyebabkan perut akan lebih cepat terasa kenyang karena kunyahan demi kunyahan di mulut akan mengirim sinyal-sinyal rasa kenyang di otak yang kemudian membantu menekan selera makan yang bersangkutan.
3. Salah pilih camilan
Ngemil di antara waktu makan memang dianjurkan dalam berdiet dengan alasan untuk mengurangi rasa lapar berlebihan.
Soalnya, rasa lapar yang berlebihan justru akan membuat kita makan dengan porsi yang tak terkontrol di waktu makan berikutnya.
Baca Juga : Wanita ini Lahirkan Anak Kembar Tujuh Melalui Persalinan Normal
Sayangnya, gorengan, cokelat, kue-kue gurih atau soft drink yang justru bisa menambah pemasukan kalori.
Solusi: Pilih camilan rendah kalori tapi mengenyangkan. Misalnya, kacang rebus atau panggang yang mengandung protein, lemak sehat, serat, vitamin E, dan magnesium.
Meski demikian batasi camilan kacang-kacangan tak lebih dari sepiring kecil (60-70 kalori) di sore hari. Sedangkan untuk camilan pukul 10 pagi, 1 buah pisang atau 1 buah apel cukup mengenyangkan.
4. Berharap bobot turun drastis
Terlalu berharap berat badan turun dalam waktu singkat merupakan kesalahan terbesar para pelaku diet.
Baca Juga : Wanita ini Lahirkan Anak Kembar Tujuh Melalui Persalinan Normal
Solusi: Jika memang ingin mengurangi berat badan, cobalah bersikap realistis. Ingat, diet bukan cuma mengurangi porsi makan, melainkan perubahan gaya hidup untuk selalu mengonsumsi makanan yang sehat dan terukur.
Penurunan bobot ½ sampai 1 kg per minggu merupakan angka realistis yang mudah dicapai dengan pola makan yang tidak kelewat ketat.
Dengan demikian Anda merasa santai sekaligus terhindar dari rasa frustrasi ketika menjalani diet. Dalam jangka panjang, penurunan secara gradual ini akan mempertahankan berat badan lebih stabil.
5. Makan makanan kegemaran keluarga
Anda ibu penyayang yang rajin memasak untuk keluarga? Sayangnya, dengan dalih demi pertumbuhan sang buah hati, ibu sering menyajikan makanan tinggi lemak dan kalori.
Jadilah ibu ikut-ikutan menyantapnya dengan alasan ingin menemani keluarga makan di meja makan.
Baca Juga : Banyak Minum Air Putih, Benarkah Hilangkan Batu Ginjal? Ini Faktanya
Solusi: Makanlah menu favorit dalam porsi kecil atau cukup menjimpit sedikit saja kala menemani anak-anak makan.
Perbanyak porsi salad atau sayur mayur dan gantilah menu favorit keluarga dengan jenis makanan yang rendah lemak. Hal ini bukan saja menunjang kesuksesan diet ibu, tapi juga menyehatkan seluruh anggota keluarga.
6. Banyak minum
Demi menurunkan berat badan, banyak wanita yang memilih minum lebih banyak daripada makan makanan padat yang dianggapnya memberi kalori lebih banyak.
Celakanya, jenis minuman yang dipilihnya adalah soft drink atau minuman manis lainnya.
Tapi tahukah Anda bahwa segelas teh manis (225 kalori) setara dengan 2 buah lemper ayam atau 1 donat bergula.
Baca Juga : Arumi Bachsin Keguguran, Kelelahan Salah Satu Penyebab Perkembangan Janin Terhambat
Solusi: Banyak minum air sangat baik di masa diet karena sering kali rasa lapar bisa "diganjal" dengan segelas air sebelum waktu makan tiba.
Banyak minum air putih juga akan meningkatkan kemampuan metabolisme tubuh sekitar 30%. Hanya saja lebih baik minum air putih atau jus buah tanpa gula ketimbang teh manis atau soft drink.
7. Mengandalkan salad
Mayones dalam salad mengandung lemak cukup tinggi. Belum lagi tambahan berupa crouton, yakni roti kering yang dipotong kecil-kecil yang umumnya memiliki banyak kandungan mentega.
Seporsi salad dengan crouton ditambah mayones ternyata memberi 490 kalori yang setara dengan double burger di resto cepat saji!
Solusi: Pilihlah semangkuk salad yang berisi selada, wortel, tomat, seledri, dan mentimun dengan siraman minyak zaitun dan light mozzarella cheese yang kira-kira setara dengan 100 kalori.
Baca Juga : Fakta, Beberapa Saat Setelah Meninggal Manusia Masih Bisa Mendengar
Menyantapnya di awal waktu makan otomatis membuat kita makan makanan utama lebih sedikit. Itu artinya mengurangi total pemasukan kalori sekitar 12% dibandingkan bila tidak mengonsumsi salad.
8. Tidak fokus
"Eating amnesia" adalah kebiasaan buruk yang dapat menghambat diet karena tanpa sadar kita memasukkan makanan lebih banyak bila makan sambil nonton teve atau sambil membaca.
Dalam situasi seperti itu ternyata otak tak mengirimkan sinyal-sinyal rasa kenyang sehingga kita cenderung masih merasa lapar dan ingin menambah porsi makanan secara terus-menerus.
Solusi: Tetapkan peraturan bagi seluruh anggota keluarga tanpa kecuali untuk selalu makan di meja makan. Kebiasaan ini akan membuat kita terlatih untuk fokus pada makanan selagi kita makan.
Baca Juga : Fakta, Dikira Menyehatkan Ternyata Ini 5 Makanan Pemicu Stres
9. Terlalu ketat
Jika diet yang dijalankan melarang konsumsi beras putih, pasta, roti, telur dan susu, serta semua jenis makanan berlemak, dalam jangka panjang diet seperti ini tidak baik bagi kesehatan karena kebutuhan tubuh akan vitamin dan mineral yang dikandungnya tidak tercukupi.
Dampak merugikan ini terutama akan dirasakan oleh wanita usia reproduktif. Selain itu, pembatasan yang ketat ini malah akan memaksa tubuh menahan lapar yang amat sangat.
Akibatnya, kita malah tak kuat dan gampang bosan. Ketika itulah kita akan makan lebih banyak daripada sebelum diet. Kalau begini, jangan berharap bobot tubuh akan turun. Yang ada justru terjadi peningkatan berat badan secara cepat.
Solusi: Wanita usia produktif memerlukan sekitar 2.000 kalori per hari. Diet yang dianjurkan umumnya pembatasan kalori sebanyak 1.250-1.500 kalori.
Bila jumlah kalori yang masuk dibatasi hanya 1.000 kalori atau bahkan kurang akan menyebabkan rendahnya metabolisme tubuh.
Baca Juga : Minum Susu Campur Merica, Memangnya Sehat? Ini Fakta Mengejutkan!
Lebih baik pilih makanan yang rendah lemak daripada tidak makan lemak sama sekali. Batasi porsi sewajarnya. Untuk menghindari rasa lapar, lebih baik makan dengan porsi kecil, sehingga seringnya frekuensi makan tidak mengganggu diet.
10. Melupakan olahraga
Kenginan mengurangi berat badan tanpa dibarengi olahraga rasanya kurang tepat. Pasalnya, olahraga justru mampu meningkatkan metabolisme tubuh yang membantu proses pembakaran lemak dan kalori. Mekanisme inilah yang memungkinkan berat badan akan turun lebih cepat.
Solusi: Program penurunan berat badan yang tepat adalah mengatur pola makan agar asupan kalori berkurang, ditambah dengan olahraga secara teratur dan terukur supaya tubuh langsing dan kencang. (*)
Source | : | Tabloid nakita 465 |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar