GridHEALTH.id - Stres tidak hanya mengacaukan pikiran, tapi juga tubuh kita. Ada sejumlah alasan kenapa dokter meminta kita untuk tidak stres karena masalah kecil.
Baca Juga : Bingung Harus Gimana, Ini 8 Cara Melatih Mental Anak Agar Berani
Hal ini penting, terutama bila kita memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, karena kecemasan dan stres bisa memicu gejala fisik.
Sering kita mendengar kalau kondisi kejiwaan berperan penting dalam menyembuhkan penyakit, bahkan dokter setuju dengan pendapat ini.
Jadi bila kondisi kesehatan mental yang baik bisa membantu proses penyembuhan penyakit, kemungkinan kesehatan mental yang buruk bisa memengaruhi kondisi fisik. Istilah gangguan psikosomatis digunakan untuk kondisi ini.
Istilah gangguan psikosomatis (psychosomatic) bisa diartikan penyakit fisik yang disebabkan atau diperparah oleh faktor mental. Kata “psyche” merujuk pada pikiran dan “somatic” berarti tanda dan gejala fisik yang terlihat.
Gangguan psikosomatis tidak muncul sama pada tiap individu. Penyakit fisik seperti ruam dan psoriasis, bisa cukup mengganggu sehingga menyebabkan depresi.
Tapi teman lain dengan kondisi serupa tidak merasa depresi seperti kita. Jadi kebalikannya juga berlaku, kondisi mental bisa memicu penyakit fisik.
Gangguan psikosomatis mencakup penyakit seperti eczema, hipertensi psoriasis dan bahkan penyakit jantung.
Baca Juga : Luna Maya Mengaku Sudah Move On, Syukurlah Karena Patah Hati Bisa Bikin Mati
Penelitian bahkan menemukan kalau depresi dan kecemasan secara langsung bertanggung jawab untuk penyakit seperti serangan jantung.
Cara terbaik yang memungkinkan untuk mengatasi gangguan psikosomatis setelah diagnosis jelas adalah merujuk ke spesialis dalam kesehatan mental.
Baca Juga : Ingin Sehat Tapi Malas Bergerak? 5 Trik Sehat Ini Bisa Membantu
Sering kali pasien tidak siap menerima kalau rasa sakit yang mereka alami bukan bersifat fisik tapi penyebabnya adalah faktor psikologis.
Lihat postingan ini di Instagram
Pasien enggan mengunjungi psikiater atau psikolog, padahal hubungan yang baik antara pasien dan psikiater sangat penting untuk bisa terus melanjutkan penanganan.
Stres emosional sering jadi penyebab utama gangguan psikosomatis. Sekarang kita tahu bagaimana kondisi pikiran bisa memengaruhi tubuh. Yang belum kita ketahui adalah bagaimana mengatasi kondisi ini.
Karena penyakit ini tidak berbentuk fisik, tidak seperti gejalanya, harus ada keseimbangan antara penanganan emosi dan fisik penderita. Berikut ini pilihan penanganan yang dianjurkan untuk gangguan psikosomatis.
1. Yoga
Yoga berupa latihan relaksasi dan meditasi bisa mengatasi gangguan psikosomatis. Karena gangguan ini dipicu oleh kondisi mental seperti cemas dan stres, ikut serta dalam aktivitas yoga bisa membantu meredakan masalah mental ini. Latihan napas sederhana yang membuat pikiran rileks bisa dilakukan setiap hari.
Yoga memiliki efek menenangkan pada tubuh dan membuat kita lebih bisa menerima diri sendiri. Eksperimen menunjukkan yoga bisa efektif seperti obat ketika mengatasi gangguan psikosomatis.
Baca Juga : Obat Flu di Musim Hujan Yang Disarankan Dokter, Tak Harus Antibiotik
2. Pengobatan
Biasanya obat tertentu diresepkan oleh dokter untuk mengatasi gejala fisik. Kebanyakan dokter juga merekomendasikan pasien untuk menjalani terapi karena obat hanya mengatasi gejala untuk sementara waktu.
Orang yang mengalami kecemasan kemungkinan kambuh gejala fisiknya, sehingga dibutuhkan penanganan kondisi psikologis.
Jenis penanganan yang bisa digunakan antara lain tricyclic antidepressants (TCA), serotonin and noradrenalin reuptake inhibitors (SNRI), atypical antipsychotics, serotonin reuptake inhibitors (SRI), serta pengobatan herbal.
Baca Juga : Mau Panjang Umur? Mohon Jangan Lakukan Aktivitas Ini di Tempat Tidur
Kombinasi obat berbeda diresepkan spesialis bergantung usia, intensitas penyakit, durasi, dan respon pasien terhadap penanganan.
3. Terapi puasa
Terapi puasa berhasil mengatasi baik gejala fisik dan psikis pada pasien dengan gangguan psikosomatis.
Menurut terapi ini, sistem saraf autonomik dan sistem endokrin menjadi teratur dengan proses puasa. Hasilnya, tubuh mendapat kembali keseimbangan kesehatan mental dan fisik.
4. Hipnotis
Migrain, asma, dan masalah gastrointestinal yang terlihat pada gangguan psikosomatis sering ditangani dengan hipnotis.
Metode penanganan ini bertujuan menemukan solusi di bawah sadar pasien untuk gejala fisik yang dialami.
Terapi hipnotis jangka panjang bisa efektif mengatasi emosi dan menghentikan kondisi psikis mempengaruhi tubuh. Marah, takut, dan masalah ketergantungan berhasil diatasi dengan terapi ini.
Baca Juga : Tidak Semua Bayi Perlu Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Ini Alasannya
5. Terapi perilaku kognitif
Bentuk terapi ini fokus pada pikiran dan keyakinan negatif yang tidak realistis. Ini membantu pasien dalam memahami kalau pikiran negatif bisa menimbulkan gejala fisik dan ada cara untuk mengatasinya.
Bagaimana kita bereaksi terhadap situasi bergantung pada bagaimana kita merasakannya. Pikiran seseorang terintegrasi dengan emosi, sensasi fisik, perilaku, dan juga lingkungan.
Ini mengarahkan bagaimana individu berperilaku pada situasi tertentu dan bagaimana proses berpikir mereka mempengaruhi kondisi fisik.
Baca Juga : Kelirumologi Soal MPASI, Berpotensi Bikin Bayi Kekurangan Gizi
Ketika pemikiran ini digunakan untuk mengatasi gangguan psikosomatis, akan membantu pasien berpikir holistik dan menyembuhkan masalah kesehatan mereka yang berhubungan dengan kecemasan.
Kondisi pikiran bisa menyakiti atau menenangkan kondisi fisik. Terlebih, kondisi psikis jadi bagian yang berperan penting dalam menyembuhkan penyakit bahkan sejak awal kemunculannya.
Jadi ketika mengalami stres yang tidak perlu, ingat kalau stres dan kecemasan bisa memicu hal yang lebih berbahaya dari sekedar perasaan marah, depresi, atau frustrasi.
6. Teknik relaksasi
Berbagai teknik relaksasi bisa membantu meredakan stres fisik dan mental dan menenangkan pikiran serta tubuh.
Teknik relaksasi otot bisa sangat baik untuk orang dengan rasa sakit karena terfokus pada kontraksi otot diikuti dengan melepas ketegangan otot sehingga meredakan rasa sakit.
7. Pijat
Berbagai teknik pijat terbukti memberi rasa lebih nyaman bagi pasien dengan gangguan psikosomatis.
Baca Juga : Tak Banyak Diketahui, Deretan Obat Bebas Ini Ternyata Bisa Sebabkan Hipertensi
8. Terapi seni
Terapi seni fokus pada ekspresi emosi dengan menggunakan teknik seni berbeda seperti musik, lukisan, tarian, dan sebagainya.
Terapi seni yang berorientasi tubuh dinilai bagus dalam mengatasi gangguan psikosomatis. Terapi menari bisa jadi cara yang tepat karena dapat mengekspresikan emosi, dan gerakannya juga membantu meredakan rasa sakit.
9. Konseling
Konseling membantu pasien menjelaskan situasi yang dialami, efek negatif yang dirasakan dalam hidup, dan sebagainya.
Konselor akan memvalidasi gejala penderita dan berempati, ini jadi permulaan penanganan yang efektif.
Baca Juga : Kaki Kasar dan Tebal? 2 Cara Hilangkan Kapalan dan Pencegahannya
10. Pereda rasa sakit
Di awal, dosis ringan pereda rasa sakit bisa diresepkan untuk mengatasi rasa sakit psikosomatis. Tapi pereda sakit sering memiliki efek samping jangka panjang dan pasien menyalahgunakannya untuk mengurangi rasa sakit dan membuat kondisinya bertambah buruk.
11. Penggunaan antidepressant
Antidepressant bisa diresepkan untuk membuat pasien merasa rileks. Kandungan analgesik pada antidepressant dapat membantu meredakan rasa sakit psikosomatis dan membuat pasien tidur lebih baik dan akhirnya menurunkan tingkat kecemasan.
12. Terapi keluarga dan kelompok
Ahli kesehatan mental bisa melakukan terapi keluarga untuk memastikan dukungan untuk pasien. Fokus utamanya tetap pada proses komunikasi, menciptakan lingkungan yang mendukung di keluarga, dan juga menyediakan respons yang tepat pada pasien.
Terapi kelompok utamanya untuk membantu menghilangkan respon “kenapa hanya saya” serta membantu memberi pemahaman yang lebih baik tentang masalah yang dialami orang lain serta meningkatkan komunikasi dan sosialisasi.
Baca Juga : Tinggi Anak Terhambat? Kenali Sejak Dini Stunting pada Balita
13. Olahraga
Olahraga fisik secara teratur bisa meredakan gangguan psikosomatis dan juga mencegah terjadinya.
Terapi alternatif untuk penanganan psikosomatis lainnya berupa kompres panas dan dingin, akupunktur, dan akupresur. (*)
Source | : | Majalah Prevention Indonesia,www.ibupedia.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar