Kamal menyebutkan, para pengungsi masih membutuhkan bantuan, terutama makanan dan pakaian.
Korban yang mengungsi tentu sebisa mungkin harus menjaga kesehatan mereka agar tidak terserang berbagai penyakit.
Buruknya kondisi lingkungan pascabanjir meningkatkan risiko kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak dan orang usia lanjut.
Daya tahan tubuh korban juga bisa turun akibat pola hidup dan stres yang memicu munculnya berbagai penyakit fisi hingga psikis.
Selama banjir, banyak sumber air bersih masyarakat, khususnya dari sumur dangkal, terendam dan tercemar.
Sehingga penyediaan air bersih sangat dibutuhkan mereka.
”Air bersih tak hanya diperlukan untuk minum, tetapi juga untuk membersihkan diri, seperti mandi dan cuci tangan,” kata Guru Besar Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Azrul Azwar, melansir laman yang sam.
Penggunaan air yang tercemar bisa memicu diare, muntaber, dan gatal-gatal.
Di pengungsian, penyakit ini mudah dan cepat menular akibat lingkungan pengungsian yang serba terbatas.
Penyakit lain yang rentan menyerang adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar