GridHEALTH.id - Peristiwa keracunan makan yang memakan korban jiwa kembali terjadi.
Kali ini, sebanyak 70 warga Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, dilaporkan Tribunjbar.com (24/6/2019) menderita keracunan setelah mengonsumsi pindang ikan mas yang dijual di acara perpisahan sebuah sekolah dasar.
Dua di antaranya meninggal dunia, dan sebanyak 41 orang harus dirawat di Puskesmas karena dinyatakan masih menderita gejala pusing, mual, dan buang air besar secara terus menerus.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Keracunan, 4 Hal Ini Harus Diperhatikan Sebelum Memanaskan Makanan
Sebanyak 27 orang sisanya dirawat di rumah masing-masing.
Bahkan Pemerintah Kabupaten Cianjur menetapkan kejadian luar biasa (KLB) atas terjadinya peristiwa keracunan ini.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur kemudian mengambil sampel bumbu pindang ikan emas dan kepala ikan untuk diperiksa ke laboratorium.
Hal itu disampaikan Kepala Bagian Humas Pemkab Cianjur Gagan Rusganda, Minggu (23/6/2019).
Gagan mengatakan, upaya yang sudah dilakukan puskesmas dan Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan pengobatan terhadap penderita dan melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektoral.
Baca Juga: Akibat Krim Pemutih Wajah, Wanita Ini Alami Keracunan dan Wajahnya Jadi Lumpuh
"Kami juga menginvestigasi dan menanggulangi KLB, kami membuka Pos Penanggulangan KLB di lokasi kejadian di Desa Jayagiri," katanya, Minggu.
Saat ini Dinkes melakukan pengambilan sampel sisa makanan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Beberapa sampel yang diperiksa terdiri dari bumbu masak yang digunakan untuk mengolah makanan diduga penyebab KLB dan kepala ikan pindang sisa yang dimakan oleh korban.
"Puskesmas dan Dinkes juga melakukan pemantauan untuk penemuan kasus baru dan terhadap penderita yang sudah diobati," katanya.
Gagan mengatakan investigasi dilakukan tim dari Polres Cianjur bersama-sama dengan beberapa orang anggota tim Dinas Kesehatan serta Puskesmas, melakukan investigasi langsung ke lokasi kejadian.
Baca Juga: Hari Preeklamsia Dunia :Tes Diagnosis Preeklamsia Selamatkan Ibu & Janin Dari Keracunan Kehamilan
Tim ini dengan mendatangi dan mewawancarai sebagian penderita, penjual, dan pengolah makanan yang diperkirakan sumber dari kejadian ini.
Keracunan makanan dapat dipicu oleh berbagai hal seperti cara memasak atau kebersihan makanan itu sendiri.
Namun penyebab sesungguhnya adalah munculnya bakteri dari proses-proses tersebut.
Berikut bakteri-bakteri yang biasanya menyebabkan keracunan pada makanan seperti dilansir dari eatright.org:
Salmonella
Salmonella adalah salah satu bakteri penyebab diare yang paling umum.
Kontaminasi Salmonellas ini bisa membuat penderitanya harus dirawat di rumah sakit, bahkan dibeberapa kasus menjadi penyabab kematian terkait makanan.
Baca Juga: Selembar Struk ATM Ternyata Lebih Beracun Daripada Botol Plastik
Salmonella akan lebih parah dampaknya pada wanita hamil, orang lanjut usia, anak-anak dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Bakteri Salmonella dapat hidup di saluran usus manusia dan hewan lain, sehingga bakteri ini dapat dengan mudah menyebar keseluruh tubuh.
Beberapa makanan diketahui mengandung bakteri ini diantaranya, telur mentah atau setengah matang, daging merah dan putih, buah dan sayuran mentah, serta susu yang tidak dipasteurisasi.
Penularan bakteri ini bisa melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau makanan yang terinfeksi karena tidak higinis.
Untuk mencegah komplikasi Salmonella kita bisa memasak bahan makanan sesuai suhu yang disarankan.
Cuci buah dan sayuran mentah sebelum dikonsumsi. Hindari produk susu yang tidak dipasteurisasi dan daging mentah.
Cuci tangan sesering mungkin, terutama setelah memegang daging atau unggas mentah. Bersihkan permukaan dapur dan hindari kontaminasi silang.
Clostridium perfringens
Baca Juga: 5 Kesalahan Fatal yang Sering Kita Lakukan di Dapur, Bisa Membuat Makanan Beracun
Clostridium perfringens merupakan bakteri yang dapat berkembang biak dengan sangat cepat dalam kondisi normal. Bayi, anak kecil dan orang lanjut usia paling berisiko terjangkit bakteri ini.
Penyakit biasanya muncul pada saat makanan terkontaminasi oleh Clostridium perfringens dalam jumlah besar. Biasanya akan menghasilkan racun yang cukup untuk menyebabkan penyakit dalam bentuk kram perut dan diare.
Pencegahan penyakit dari kontaminasi ini dapat dilakukan dengan memasak makanan dengan suhu yang sesuai.
Pastikan saat memasak, minimal suhu yang harus tercapai adalah 60 derajat celcius. Sementara, kalau ingin mendinginkan makanan, suhu ruangan atau lemari pendingin harus kurang dari 4 derajat celcius.
Campylobacter
Campylobacter merupakan bakteri yang juga menjadi penyebab diare akibat adanya kontaminasi pada makanan.
Makanan yang dimasak kurang matang, susu yang tidak di pasteurisasi, dan air yang tercemar memicu berkembangnya bakteri ini.
Baca Juga: Waspada Hipotermia, Kawasan Dieng Alami Penurunan Suhu Yang Ekstrem Sampai 11 Derajat Celcius
Untuk pencegahannya, kita harus masak semua makanan secara menyeluruh, cegah kontaminasi silang dengan menggunakan talenan terpisah saat menangani makanan mentah dan matang, jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau air yang tidak diolah dan cuci tangan sesering mungkin.
Cuci buah dan sayuran mentah sebelum dimakan juga penting untuk dilakukan.
Staphylococcus aureus
Bakteri ini banyak ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan.
Staphylococcus aureus sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Namun lain ceritanya ketika bakteri ini sudah berpindah ke makanan.
Kembang biaknya akan semakin pesat dan akhirnya menyebabkan infeksi.
Gejala yang ditimbulkan, biasanya penderita akan mengalami infeksi pada saluran pencernaan yang mengakibatkan diare, nyeri dan kram perut, hingga mual dan muntah.
Baca Juga: Ussy Sulistiawaty Rela Minum Jus yang Tidak Disukainya Ini Sampai Mual, Demi Bisa Awet Muda Selalu
Makanan yang biasanya mengandung tinggi Staphylococcus aureus adalah makanan yang diolah langsung dengan tangan, misalnya saja salad, roti isi, dan berbagai produk kue dan roti.
Karenanya saat kita akan membuat makanan tersebut cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun.
Jangan juga mengolah makanan atau pergi ke dapur jika sedang mengalami infeksi mata atau hidung.
Escherichia Coli (E.Coli)
E. coli adalah bakteri yang umum ditemukan di dalam usus manusia. Bakteri ini terdiri beberapa jenis dan sebagian besar di antaranya tidak berbahaya namun tetap merugikan kesehatan.
Sama dengan yang lain biasanya bakteri ini ditemukan di makanan yang tidak matang.
Cara mencegahnya, jaga kebersihan dapur dan diri ketika sedang mengolah makanan.
Baca Juga: Ratu Elizabeth Kecolongan! Istana Buckingham Perketat Keamanan Demi Nyawa Sang Ratu
Hindari kontaminasi silang saat mengolah dan memasak makanan, misalnya tidak menggunakan pisau dan talenan untuk daging dan sayuran secara bergantian.
Pastikan juga semua makanan yang dikonsumsi matang dengan sempurna. (*)
#gridnetworkjuara #gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | eatright.org,Jabar.tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar